Judul: Scheduled Suicide Day
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Penerbit Haru
Penerjemah: Andry Setiawan
Tahun Terbit: Cetakan ke-5, Juli
2021
Tebal: 276 halaman ; 19 cm
ISBN: 978-623-7351-50-4
BLURB
Ruri yakin ibu
tirinya telah membunuh ayahnya. Tak sanggup hidup bersama ibu tirinya, Rui
bertekad bunuh diri untuk menyusul ayahnya.
Ruri akhirnya
pergi ke desa yang terkenal sebagai tempat bunuh diri, tapi dia malah bertemu
dengan hantu seorang pemuda yang menghentikan niatnya. Hantu itu berjanji akan
membantu Ruri menemukan bukti yang disembunyikan oleh ibu tirinya, dengan janji
dia akan membiarkan Ruri mencabut nyawanya seminggu kemudian jika bukti
tersebut tidak ditemukan.
Itulah jadwa
bunuh diri Ruri: satu minggu, terhitung dari hari itu.
***
GAMBARAN NOVEL
Novel ini menceritakan seorang gadis
muda bernama Watanabe Ruri yang berniat ingin melakukan bunuh diri untuk
mengungkapkan kejahatan ibu tirinya (Reiko). Ruri menduga ayahnya dibunuh oleh
ibu tirinya. Ruri ingin melapor ke kantor polisi, tapi Ruri tidak bisa
melaporkan Reiko, karena tidak menemukan barang bukti bahwa ayahnya dibunuh,
entah disembunyikan atau sudah dihancurkan barang tersebut.
Sehingga Ruri merasa putus asa dan
tidak punya jalan lain selain bunuh diri dan meninggal surat wasiat bahwa Reiko
lah yang membunuh ayahnya. Ruri sudah mempersiapkan peralatan bunuh diri yang
ia ditemukan di website BunuhDiriSempurna.com. Ia mulai pergi ke desa Sagamino
yang terkenal dengan tempat bunuh diri, dan menginap di penginapan di desa
tersebut. Setelah malamnya, ia mengendap-ngendap keluar dari penginapan tadi
sambil membawa peralatan bunuh diri berupa kursi lipat, tali, dan senter.
Sesampai disana, ia sudah
mempersiapkan kursi lipat, tali yang sudah diikat di pohon dan siap untuk
menggantungkan lehernya disana. Tapi niat bunuh diri Ruri dihentikan oleh
seorang hantu laki-laki bernama Shiina Hiroaki. Hantu itu menawarkan bantu
kepada Ruri untuk menemukan bukti kejahatan Reiko. Namun, Ruri menetapkan waktu
pencarian barang bukti tersebut selama satu minggu. Jika selama satu minggu itu
tidak membuahkan hasil, maka Ruri akan melakukan bunuh diri dan Hiroaki tidak
boleh melarangnya.
Petualangan Ruri pun dimulai dalam
waktu minggu. Hari demi hari Ruri lakukan untuk mencari bukti kejahatan Reiko
mulai dari mengecek isi semua rumah peninggalan ayahnya, isi email di laptop
Reiko, dan percakapan Reiko bersama sahabat ayahnya, paman Tanabe. Namun,
sebuah kebenaran perlahan mulai terungkap. Apakah benar ayahnya dibunuh oleh
Reiko? Apakah tujuan Reiko menikah dengan ayahnya karena ingin mengambil
perusahaan ayahnya dan ketenarannya? Atau ini hanya salah paham?
***
JUDUL YANG GELAP TIDAK SEGELAP CERITANYA
Melihat dari judul novelnya sudah
memberikan kesan bahwa kisah yang dibawakan bakalan gelap atau dark. Namun
pas di baca dan mengikuti alurnya, ternyata tidak segelap judulnya. Cerita yang
dibawakan oleh penulis terasa sangat lambat tapi narasi yang dibawakan sangat
enak dibaca, sehingga pembaca tidak merasa bosan dengan alur cerita yang
lambat, ditambah lagi interaksi antar tokoh sangat realistis. Alur cerita
maju-mundur, karena beberapa cerita mengisahkan masa lalu Ruri dan keluarganya,
dan Ruri yang sekarang mencari barang bukti kematian ayahnya. Walaupun
maju-mundur, cerita yang disampaikan tetap bersangkutan dan menjadi masuk akal.
Novel ini mempunyai tujuh bab sesuai
dengan jadwal Ruri dalam mencari barang bukti. Tapi yang unik adalah adanya
unsur fengshui dan setiap bab menggunakan Rokuyo atau hari
beruntung dan sial dalam kepercayaan kalender Jepang. Bab satu, Taian atau
Daian; bab dua, Shakkou / Jakkou / Shakku / Jakku / Sekiguchi; bab
tiga, Sakigachi / Senshou / Senkachi / Sakikachi; bab empat, Tomobiki
atau Yuuin; bab lima, Senpu / Senmake / Sakimake; bab enam, Butsumetsu;
dan bab tujuh sama seperti hari pertama yaitu Taian atau Daian. Istilah-istilah
ini diberi keterangkan di dalam novelnya.
Narasi dan gaya bahasa yang
dibawakan penulis, walaupun di novel ini penulis sangat berfokus pada sudut
pandang tokoh utama (Ruri), tapi tetap bisa dinikmati ceritanya. Percakapan
Ruri dengan Hiroaki sangat lucu dan bumbu-bumbu romansanya juga ada. Peran yang
dibawakan setiap tokoh sangat pas dan dapat lampu sorotnya masing-masing.
Perkembangan cerita yang awalnya
tragis karena kematian ayahnya, perlahan berubah menjadi misteri thriller. Poin
penting dari novel ini adalah alur ceritanya maju-mundur. Dengan alur tersebut,
penulis membuat para pembaca menjadi penasaran dan terhanyut ke dalam
ceritanya. Perlahan misteri-misteri tersebut mulai menjadi satu dan perlahan
terungkap kebenarannya.
Penyelesaian konflik dan plot
twistnya aku suka banget. Akiyoshi-sensei memang ahli dalam membuat plot
twist dan gaya bahasanya yang ciri khas, diantaranya bahasa yang ringan dan
narasi yang dibawakan sangat enak untuk dibaca, walaupun dengan tema yang berat
seperti novel ini (bunuh diri). Untuk novel ini, di akhir novel saat kebenaran
terungkap, aku pikir ini plot twistnya. Ternyata ada lagi dong plot twistnya.
Ahh gila dah Akiyoshi Rikako kalau membuat plot twist. Oleh karenanya, ending
dari novel ini good ending atau berakhir dengan bahagia. Terus terang vibe
dari novel ini mirip sama novel Burning Heat karya Akiyoshi Rikako, hanya
saja di ending-nya agak kelam, sedangkan Scheduled Suicide Day lebih
bahagia. Nanti bakal aku bikin review novel Burning Heat.
Sebenarnya dari novel ini banyak
pelajaran atau nilai moral yang bisa kita petik. Bunuh diri tidak memberikan
kita sebuah hasil, malahan kita kabur dari kenyataan yang kita hadapi. Bunuh
diri tidak memberikan kita jawaban dari permasalahan, malah menjadi penderitaan
bagi orang disekitar kita.
“Bodoh. Kau
tidak memikirkan perasaan orang yang kau tinggalkan, ya? Lebih baik kau
hentikan usaha bunuh dirimu.” (hlm.
76).
Dan terakhir, mungkin ini poin
paling penting di novel ini, “satu kesalahpahaman melahirkan kesalahpahaman
yang lain, dan kemudian semuanya menjadi besar.” (hlm. 234).
Untuk cover novel, kebetulan aku
belinya cover yang cetakan baru berwarna putih. Secara keseluruhan aku suka.
Kupu-kupu yang menggambarkan perjalanan Ruri mencari barang bukti kematian
ayahnya, pita merah yang terikat di leher Ruri seakan hidupnya tinggal beberapa
hari lagi dengan tangan seseorang yang siap menarik pita tersebut, buku jurnal
peninggalan ayahnya (mungkin), latar hutan sebagai tempat Ruri ingin melakukan
bunuh diri, dan sebuah botol racun (mungkin).
Novel ini memberikan kita rasa
sedih, duka, kesalahpahaman, dan perlunya dukungan dan kepekaan terhadap orang
disekitar kita yang menunjukkan tanda-tanda ingin bunuh diri. Jangan
berprasangka sebelum mengetahui kebenarannya. Satu kesalahpahaman akan
melahirkan kesalahpahaman yang lainnya.
Terakhir, seperti biasa kalonya buku
Akiyoshi Rikako, recommended karena narasi, tema dan penokohan sangat
nyaman dan enak untuk dinikmati. Unsur misteri dan thriller juga menjadi poin
utama di novel ini.
Terima kasih yang sudah membaca
ulasan singkat ini. Terutama yang sudah membaca sampai habis. Maaf kalau ada
kalimat-kalimat yang menyinggung atau kurang memuaskan pembaca.
My rated: 9/10
Komentar
Posting Komentar