[Review Buku] - I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki 1 & 2 karya Baek Se Hee Langsung ke konten utama

[Review Buku] - Novel Imprisonment Karya Akiyoshi Rikako

  Judul: Imprisonment Penulis: Akiyoshi Rikako Penerjemah: Andry Setiawan Penerbit: Haru Tahun Terbit: Desember 2023 Tebal: 276 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-5467-19-1   BLURB Yukie sudah kewalahan merawat anak sambil bekerja. Ia memutuskan untuk resign dan malam ini adalah malam terakhirnya. Ia menitipkan putrinya kepada suaminya di rumah. Akan tetapi, suaminya tidak membalas pesan, tidak pula menjawab telepon.... *** PLOT TWIST TIDAK TERDUGA, STALKER DAN PSIKOPAT, ISU SOSIAL YANG RELEVAN DENGAN KEHIDUPAN, DAN AKHIR CERITA YANG OPTIMIS Sebagai pencinta karya Akiyoshi Rikako, sudah sewajarnya untuk menantikan karya terbaru beliau. Apalagi dengan ciri khasnya yang selalu menempel di setiap novelnya, seperti plot twist yang tak terduga; isu-isu yang sangat relevan dengan kehidupan; dan narasinya yang selalu nyaman untuk dibaca dan diikuti. Dalam novel ini, walaupun ceritanya cukup menegangkan, intens dan ada adegan kekerasannya, tapi aku merasa cerita dan pemb

[Review Buku] - I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki 1 & 2 karya Baek Se Hee

 


Judul: I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki 1 & 2

Penulis: Baek Se Hee

Penerjemah: Hyacinta Louisa (Jilid 1) ; Ni Made Santika (Jilid 2)

Penerbit: Penerbit Haru

Tahun Terbit: Agustus 2019 (Jilid 1) ; Agustus 2020 (Jilid 2)

Jumlah Halaman: 236 halaman ; 19 cm (Jilid 1) ; 232 halaman ; 19 cm (Jilid 2)

ISBN: 978-623-7351-03-0 (Jilid 1) ; 978-623-7351-47-4 (Jilid 2)

 

GAMBARAN BUKU

Buku I Want To Die But I Want To Eat Tteopokki karya Baek Se Hee menceritakan pengalaman pribadi dalam bentuk esai dan dialog antara Baek Se Hee dan psikiaternya. Buku ini berisikan pertanyaan, penilaian saran, nasehat dan evaluasi diri agar setiap orang bisa menerima dan mencintai dirinya sendiri.

Buku ini merupakan proses Se Hee yang mengalami distimia atau depresi ringan dalam jangkan waktu panjang. Buku ini bisa dikatakan sebagai catatan pengobatan Se Hee yang sedang mengalami distimia. Oleh karenanya, esai yang ditulis sangat apa adanya, berdasarkan pengalaman penulis.

Buku ini terdiri dari dua jilid. Jilid pertama, tentang awal-awal Se Hee mengalami distimia dan berkonsultasi dengan psikiaternya. Jilid kedua merupakan sambungan dari jilid pertama dan sudah memasuki tahap penyembuhan dan juga klimaks dari proses pengobatan yang dijalaninya.

***

LAKUKANLAH HAL KECIL YANG BISA MEMBUAT KITA NYAMAN DAN BAHAGIA

“Aku hanya ingin mencintai diri sendiri.”

Banyak diantara kita sehat secara fisik tapi sakit secara mental. Dan biasanya kita tertipu dengan tampilan luar seseorang, yang terlihat bahagia, senang, ceria, padahal sebenarnya orang itu butuh pertolongan mental. Pengobatan mental mungkin setiap orang mempunyai porsi yang beda-beda. Ada yang hanya dengan ngobrol bersama keluarga atau orang terdekatnya ia merasa nyaman; ada juga lewat meditasi diri; ada juga dengan olahraga; dan ada yang harus ke psikiater karena ia merasa tidak ada perkembangan saat melakukan cara-cara yang disebutkan tadi.

Baek Se Hee menceritakan pengalamannya yang harus membawa dirinya ke psikiater karena ia merasa depresinya tidak sembuh-sembuh dan berkelanjutan. Setelahnya, psikiater mendiagnosa Se Hee dengan ‘distimia’ atau depresi ringan dalam jangka waktu panjang. Tentu distimia ini bisa disembuhkan, bahkan peran psikiater bisa saja tidak terlalu banyak. Hanya saja apakah pribadi tersebut mau berusaha dan melawan depresi tersebut. Peran individu sendiri sangat penting dalam proses penyebuhan mental ini.

Di buku ini, proses pengobatan Se Hee tidak semudah yang dibicarakan. Mungkin idealnya kita mengatakan bahwa mengatasi sebuah depresi maka harus positive thinking, melakukan hal baik dan lain sebagainya. Itu dari sudut pandang kita yang sehat mental. Beda halnya kalau kita menggunakan kacamata orang yang terkena depresi. Bagi mereka itu adalah sebuah perjuangan dan perlu bantuan oleh orang sekitarnya, misal kekasihnya, keluarga atau psikiater itu sendiri.

Se Hee banyak menghadapi lika-liku hidup dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Di samping ia selalu konsultasi dengan psikiater, ia juga tetap harus bekerja dan melakukan produktivitas kehidupannya. Dan itu sangatlah membuat Se Hee tertekan. Beberapa kasus misalnya, ia merasa tidak percaya diri dan merasa orang lain lebih baik daripadanya. Ia juga sering menggunakan sudut pandang orang lain untuk menilai dirinya sendiri. Sehingga saat ia pulang ke rumahnya, ia merasa terbebankan oleh prasangka tadi dan menjadi depresi. Saat ia merasakan depresi, ia selalu memakan Tteokpokki (kue beras dengan saus pedas) dan setelah memakannya ia merasa lebih baik. Aku pikir setiap orang punya makanan favorit yang bisa membuat mood kita kembali baik lagi. Tapi takutnya malah kebablasan makannya. Hiyaaa..

Kemudian ia juga sering menggunakan standar kecantikan orang lain, dan merasa dirinya tidak secantik mereka. Padahal cantik itu relatif dan sangat subjektif. Namun, ia menganggap bahwa standar orang lain harus dipenuhi oleh dirinya, agar dirinya eksis dan dapat bersaing dengan orang lain. Sang psikiater mengatakan bahwa pikiran seperti itu sebenarnya sangat tidak sehat. Kenapa harus menggunakan sudut pandang orang lain untuk menilai diri kita sendiri? Kita lebih mengenal diri kita sendiri dari pada orang lain dan kita tahu apa saja nilai-nilai yang ada di dalam diri kita.

Psikiater tersebut memberikan saran untuk mencoba mengubah mindset Se Hee dalam hal-hal kecil dan melakukan hal-hal yang membuatnya nyaman dan bahagia. Lakukanlah secara perlahan dan bertahap agar ini menjadi kebiasaan baru yang sehat.

“Penting sekali untuk terus mencari hal-hal dan cara lainnya yang bisa membuat Anda merasa nyaman dan bahagia.” (Hlm. 86)

***

KESEHATAN MENTAL PENTING LOH

Dalam buku ini, sangat bisa dirasakan bagaimana perasaan dan emosi Se Hee saat mengalami depresi. Beberapa kisahnya bahkan hampir semuanya sangat relatable dengan kehidupan kita sehari-hari. Pentingnya kesehatan mental untuk semua orang dan jangan diremehkan hal tersebut. Kita banyak menganggap depresi adalah hal yang biasa dan bisa sembuh dengan sendirinya. Tentu ini menjadi tugas kita sebagai manusia untuk selalu sadar dengan diri sendiri ataupun dengan orang sekitar yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Narasi yang dibawakan apa adanya, hanya sebuah percakapan atau dialog antara Se Hee dan psikiater. Setiap selesai percakapan, selalu diselingi dengan rangkuman dan quote, dan aku suka, karena mempermudah pembaca untuk memahami kembali apa inti dari pembahasan tadi. Beberapa memang ada percakapan yang agak berat dan perlu pikiran yang kuat untuk memahami pembahasan tersebut.

Oleh karenanya, cerita yang disampaikan Se Hee sangat gelap dan kelam, maka disarankan untuk para pembaca untuk istirahat sejenak, menenangkan pikiran dan emosi. Untuk beberapa orang ini adalah bacaan ringan, beberapa yang lain ini sebuah bacaan berat dan selalu terikut emosi yang dibawakan penulis.

Mungkin beberapa orang menganggap buku ini sangat membosankan dan hanya berisikan percakapan antara pasien yang mengalami distimia dan psikiater. Kembali lagi, selera setiap orang beda-beda dan kita tidak bisa membantahnya. Hanya saja, yang perlu diketahui bahwa tujuan dari buku ini adalah bagaimana proses Se Hee menghadapi depresi ringannya sampai ia menjadi sembuh, walaupun belum 100 persen.

Pesan yang ditulis oleh Se Hee di buku ini menurutku adalah jadilah diri sendiri dan mengatur perasaan tanpa harus tergantung oleh orang lain. Setiap orang mempunyai perasaannya masing-masing dan kita tidak harus memenuhi perasaan orang lain. Dalam artian ada batas tertentu antara satu pribadi dengan yang lainnya. Kita tidak bisa harus memenuhi ekspektasi setiap orang dan kita tidak bisa juga memaksa orang lain harus mengerti perasaan kita. Memang ini seperti tantangan, tapi ini lah kehidupan.

Rasa bosan, kesepian, hampa, dan sebagainya adalah hal yang wajar dialami setiap orang. Hanya saja bagaimana kita mengatur pikiran dan perasaan kita saat dilanda rasa tersebut. Sehingga kita tetap bisa mencintai diri kita sendiri dan merasa lebih bebas tanpa harus terikat dengan perspektif orang lain.

Sebuah buku self-improvement yang sangat bagus untuk dibaca. Walaupun ditulis apa adanya, emosi dari isi tulisan tersebut dapat dirasakan. Nilai moral dan pelajaran hidup banyak bisa kita ambil dari buku ini. Terus terang, Se Hee termasuk orang yang berani menceritakan kehidupan pribadinya dan dijadikan sebagai buku. Aku harap orang-orang mulai sadar bahwa pentingnya kesehatan mental setelah membaca buku ini.

Terakhir, buku ini aku recommended banget bagi yang pengen tau bagaimana perjalanan kisah Se Hee yang mengalami distimia dan juga bagi yang merasa agak-agak depresi, bisa baca buku ini.

Terima kasih sudah membaca ulasan singkat ini. Terutama yang membaca sampai habis. Mohon maaf kalau ada kata-kata yang menyinggung atau kurang memuaskan pembaca.

My Rated: 9/10

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review Buku] - Novel Real Face Karya Chinen Mikito

  Judul: Real Face Penulis: Chinen Mikito Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Lina Budiarti Tahun Terbit: Maret 2021 Tebal: 388 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-60-3 BLURB Karena butuh uang, Asagiri Asuka melamar dan diterima kerja di klinik bedah plastik milik Hiiragi Takayuki, seorang ahli bedah plastik genius. Dokter bedah itu bisa mengubah wajah pasiennya jadi apa pun... asal ada uang. Asuka tak bisa mengikuti jalan pikiran sang ahli bedah yang kerap melanggar norma masyarakat itu. Ditambah lagi, semakin Asuka terlibat, semakin ia tahu bahwa Hiiragi menyembunyikan sesuatu yang berhubungan dengan kasus pembunuhan empat tahun lalu. Apa yang sebenarnya terjadi empat tahun lalu? Apa benar Hiiragi terlibat? Satu per satu rahasia Hiiragi pun terungkap... *** Dari blurb di atas kita sudah diberikan gambaran apa yang sebenarnya terjadi dengan kasus empat tahun lalu. Apa hubungannya Hiiragi Takayuki dengan kasus tersebut. Dengan blurb seperti itu, kita yang membaca l

[Review Buku] - Novel Ferris Wheel At Night Karya Minato Kanae

  Judul: Ferris Wheel At Night Penulis: Minato Kanae Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Andry Setiawan Tahun Terbit: Cetakan pertama, September 2021 Tebal: 428 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-80-1   BLURB Seorang kepala keluarga di sebuah perumahan elite mati terbunuh. Sang istri menyerahkan diri ke polisi. Dengan ayah sebagai korban dan ibu sebagai tersangka, bagaimana mendefinisikan anak-anak mereka; anak korban pembunuhan atau anak pembunuh? Apa peran para tentangga setelah kasus terjadi? Lalu, yang terpenting, mengapa ada insiden seperti ini? *** GAMBARAN NOVEL Novel ini berceritakan di sebuah perumahan Bukit Hibari yang terjadi kasus terbunuhnya kepala keluarga Takahashi yang dikenal sebagai keluarga yang harmonis dan baik-baik saja di mata tetangga. Yang membunuh adalah istrinya sendiri. Anak-anaknya pada saat itu tidak ada di rumah dan tidak ada yang tahu bagaimana kondisi sebenarnya kejadian di rumah itu. Namun bagaimana nasib para anak-ana

[Review Buku] - Sebenarnya, Aku Tidak Baik-Baik Saja Karya Geulbaewoo

  Judul: Sebenarnya, Aku Tidak Baik-Baik Saja Penulis: Geulbaewoo Penerbit: Haru Tahun Terbit: April 2022 Tebal: 170 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-96-2   BLURB Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak mengecewakan orang-orang disekitarku. Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak menunjukkan sisi lemahku. Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak ditinggal sendirian. Aku berpura-pura baik-baik saja Karena tidak ingin menerima kesedihanku.   Buku ini hadir menemanimu untuk mengatasi perasaanmu yang tidak baik-baik saja selama menjalin hubungan antarmanusia. Semoga kau bisa lebih memahami perasaan sendiri dan tidak perlu berpura-pura lagi. *** BUKU HEALING GEULBAEWOO, DAN HARAPAN BUKU INI BAGI PEMBACA Ini adalah buku kedua Geulbaewoo yang diterjemahkan oleh penerbit Haru. Tema atau isi bukunya sama seperti buku sebelumnya, yaitu esai-esai pengembangan diri dan cerita-cerita kehidupan yang banyak dialami setiap manusia. Setiap judul atau pe

[Review Buku] - Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah Karya GeulBaewoo

  Judul: Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah Penulis: Geulbaewoo Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Dewi Ayu Ambar Rani Tahun Terbit: Cetakan ke-3, Agustus 2021 Tebal: 250 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-71-9   BLURB Dalam hidup, terkadang kita merasa lelah, tak berdaya, dan merasa bersalah atas keadaan. Kita juga sering merasa belum melakukan yang terbaik, padahal sudah berusaha sebaik mungkin. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah adalah buku untukmu yang merasa lelah dan jadi tak memiliki minat terhadap apa pun. Ditulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri, kalimat-kalimat dalam buku ini akan memberimu sedikit pemikiran yang baik tentang dirimu sendiri. Semoga setelah membaca buku ini, kamu yang lelah bisa sedikit beristirahat dan bisa menemukan hal yang kamu sukai. *** GAMBARAN BUKU Dari blurb -nya saja aku membaca ada perasaan terwakilkan dan harapan dari kalimat yang disampaikan di atas. Buku ini adalah buku self-improvement (Pengemba

[Review Buku] - Novel Sweet Bean Paste karya Durian Sukegawa

  Judul: Sweet Bean Paste Penulis: Durian Sukegawa Penerbit: Oneworld Publications Penerjemah: Alison Watts Tahun Terbit: November 2017 Tebal: 216 halaman ISBN: 978-178-6071-95-8   Sentaro telah gagal. Ia mempunyai catatan kriminal, minum-minuman (mabuk) terlalu banyak, dan mimpinya sebagai penulis hanyalah sebuah angan-angan. Dengan mekarnya pohon sakura sebagai penanda berlalunya waktu, ia menghabiskan waktunya hari-hari di toko manisan yang menjual dorayaki, sejenis panekuk yang diisi dengan pasta kacang manis. Tapi semuanya akan berubah. Datanglah Tokue kedalam hidupnya, seorang perempuan tua dengan tangan yang cacat dan masa lalu yang kelam. Tokue membuat pasta kacang manis terbaik yang pernah Sentaro rasakan. Tokue mulai mengajari Sentaro tentang keahliannya, tetapi ketika persahabatan mereka berkembang, tekanan sosial membuat Tokue tidak bisa melarikan diri dari rahasia gelapnya dan itu akan terungkap, dengan konsekuensi yang menghancurkan. *** Novel ini