Judul: Imprisonment
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerjemah: Andry Setiawan
Penerbit: Haru
Tahun Terbit: Desember 2023
Tebal: 276 halaman ; 19 cm
ISBN: 978-623-5467-19-1
BLURB
Yukie sudah
kewalahan merawat anak sambil bekerja. Ia memutuskan untuk resign dan
malam ini adalah malam terakhirnya. Ia menitipkan putrinya kepada suaminya di
rumah.
Akan tetapi,
suaminya tidak membalas pesan, tidak pula menjawab telepon....
***
PLOT TWIST TIDAK TERDUGA, STALKER DAN
PSIKOPAT, ISU SOSIAL YANG RELEVAN DENGAN KEHIDUPAN, DAN AKHIR CERITA YANG
OPTIMIS
Sebagai pencinta karya Akiyoshi Rikako, sudah
sewajarnya untuk menantikan karya terbaru beliau. Apalagi dengan ciri khasnya
yang selalu menempel di setiap novelnya, seperti plot twist yang tak
terduga; isu-isu yang sangat relevan dengan kehidupan; dan narasinya yang
selalu nyaman untuk dibaca dan diikuti.
Dalam novel ini, walaupun ceritanya cukup menegangkan,
intens dan ada adegan kekerasannya, tapi aku merasa cerita dan pembawaannya
lebih fresh dan rapi dibandingkan novel sebelumnya—Cinderrela Addiction. Terutama
untuk plot twist-nya, lebih menarik dan tidak terduga.
Baca juga: Review Novel Cinderrela Addiction Karya Akiyoshi Rikako
Novel ini bercerita dengan dua sudut pandang,
Yukie dan suaminya—Masayuki. Di awal cerita (awal bab), kita langsung
diperlihatkan berbagai macam isu-isu yang sedikit banyak sangat relevan dalam
kehidupan. Misalnya seperti konflik rumah tangga, yang dialami Yukie dan
Masayuki mengenai bagaimana peran mereka sebagai orangtua terhadap anak.
Hal yang aku suka kepada penulis adalah,
bagaimana Akiyoshi Rikako menghadirkan dua sudut pandang berbeda—Yukie dan
Masayuki—mengenai perasaan, keresahan, dan permasalahan mereka sebagai orangtua
yang baru mempunyai anak. Dan mereka mempunyai alasannya tersendiri untuk hal
tersebut.
Dua sudut pandang ini tentu membuat pembaca
untuk bisa melihat suatu konflik secara adil, tidak menghakimi salah satu atau
memihak. Sehingga kita sebagai pembaca bisa memahami dan mengerti kondisi
tersebut.
Jadi ketika membaca dari dua sudut pandang
tokoh tersebut, bahwa mereka itu sama-sama ada benarnya dan juga salahnya.
Sehingga yang ku dapat dari poin permasalahan tersebut adalah bagaimana
suami-istri seharusnya bisa saling memahami satu sama lain, mengisi peran rumah
tangga satu sama lain dan bersama-sama, dan juga pentingnya cara menyampaikan
suatu pesan agar bisa dipahami bersama.
Makanya ketika membaca itu, aku bisa
merasakan beratnya hidup mereka. Harus bisa membagi waktu untuk bekerja,
sekaligus merawat anak, dan itu adalah konsekuensi. Dari situ juga, kita
diperlihatkan bahwa kehidupan rumah tangga itu bukan hal yang mudah, tapi mampu
membuat kita dewasa dan bijaksana. Aku pikir ini salah satu pesan yang bagus
disampaikan oleh penulis dan juga sebagai renungan diri atau gambaran nanti
ketika hidup berumah tangga.
Kemudian juga penulis mengangkat isu
pelecehan seksual yang dialami oleh Yukie sebagai perawat perempuan. Terus ada
juga isu pelecehan moral, yang aku pikir pasti banyak terjadi di lingkungan
kerja; stalker; dan juga obsesi berlebihan yang mengarah ke psikopat.
Terus terang, untuk awal bab sebuah novel, ini cukup padat dan kita
diperlihatkan beragam macam isu-isu yang dibawakan penulis.
Untuk narasi cerita, tidak usah diragukan
lagi karyanya Akiyoshi Rikako ini. Semuanya disampaikan dengan baik, mengalir, page
turner, dan nyaman diikuti. Alurnya yang bikin kita menebak-nebak, siapa
dan apa yang sebenarnya yang terjadi. Membuat kita pembaca dirundung rasa
penasaran selama berjalannya cerita. Begitu juga dengan hasil terjemahannya
yang rapi dan nyaman dibaca.
Walaupun tema ceritanya menegangkan, penulis
menyisipkan cerita sampingan yang bagiku itu sangat menghangatkan hati dan juga
sangat menyedihkan. Kayak membagi hadiah natal ke para pasien anak-anak,
ditambah lagi narasinya yang emosional dan penjelasan alasan kenapa
dibagikannya hadiah tersebut, membuat aku ikut terharu.
Hal ini juga nantinya memperlihatkan sosok
Ibu Kepala yang di awal cerita terkesan menjengkelkan dan buruk, tetapi dengan
berjalannya cerita kita diperlihatkan sisi lain dari Ibu Kepala. Yang
sebenarnya berperangai baik, tegas, perhatian, dan peka. Jujur aku suka
perkembangan karakter Ibu Kepala dalam novel ini.
Kemudian, momen puncak yang sangat sedih dan
menyayat hati bagiku adalah kisah pasien Ryoko. Karena kejadian Ryoko ini
sedikit banyak mengingatkan akan pengalamanku sendiri. Jujur ketika aku membaca
kisahnya Ryoko ini, aku sangat emosional dan sentimental sendiri, karena aku
tahu perasaan itu. Sangat menyakitkan, yang mungkin tidak bisa diungkapkan
dengan kata-kata.
Diceritanya Ryoko ini juga kita diperlihatkan
bagaimana sikap dan perasaan para perawat ketika menghadapi pasien yang sedang sekarat,
dan juga yang meninggal. Terus juga kita diperlihatkan konflik batin Yukie yang
menyalahkan dirinya sendiri atas meninggalnya seorang pasien. Melihat hal
tersebut, kita tahu bagaimana beratnya beban fisik dan psikis para perawat,
yang harus menghadapi hal-hal tersebut. Big respect for them.
Kemudian yang aku takjub dalam novel ini
adalah riset penulis mengenai dunia medis dan keperawatan. Banyak
istilah-istilah teknis yang mungkin sulit dipahami oleh pembaca awam, tapi
penulis bisa membawakan bahasa teknis tersebut menjadi sesuatu yang kiranya
bisa dimengerti oleh orang awam dan tetap bisa dinikmati selama membaca ceritanya.
Juga bagaimana keseharian para perawat yang membuat kita sebagai pembaca paham
betapa beratnya profesi yang mereka lakukan.
Selanjutnya, ketika di sudut pandang
Masayuki, kita banyak diperlihatkan adegan-adegan aksi yang cukup
berdarah-darah dan kekerasan tentunya. Dua timeline ini—sudut pandang
Yukie dan Masayuki—nantinya akan ketemu benang merahnya dan merupakan plot
twist yang sangat tidak terduga bagiku pas mengikuti ceritanya. Aku pikir cover
novelnya sangat menggambarkan situasi tersebut.
Setelah diungkapnya plot twist
tersebut, baru dijelaskan latar belakang semuanya dan dari latar belakang itu
juga diperlihatkan bagaimana ‘si tokoh’ tersebut sangat terobsesi berlebihan
yang akhirnya menjadi psikopat. Pada momen ini, suasananya sangat tegang dan
mencekam. Bahkan aku yang baca juga ikut deg-degan.
Di sini juga kita diperlihatkan bagaimana
perbuatan seorang stalker itu sangat menjijikan dan menakutkan. Ia rela
melakukan apapun, asalkan target tersebut bisa ia dapatkan kembali,
bagaimanapun caranya. Mengerikan membayangkan orang-orang seperti itu ada dunia
nyata atau parahnya ada disekitar kita.
Untuk menjelang akhir cerita, ada adegan
aksinya yang ini juga memperlihatkan kembali sosok Yukie yang tidak terbawa
emosi dan bijak dalam memilih pilihan yang bisa saja berakibat penyesalan
seumur hidup. Penyelesaiannya aku suka. Disampaikan dengan penuh makna dan
berkesan.
Ending ceritanya, aku suka bagaimana kita
diperlihatkan Yukie dan Masayuki memulai lembaran kehidupan baru, sebuah keluarga
bahagia dan damai. Kesan optimis di ending ceritanya, memberikan
perasaan lega dan tentram tersendiri bagiku sebagai pembaca. Bahwa mereka
berhak mendapatkan kesempatan dan memulai kembali keluarga kecilnya dengan penuh
kebahagiaan dan penuh cinta.
My rated: 9,5/10
Baca juga: Review Novel Holy Mother Karya Akiyoshi Rikako
***
Komentar
Posting Komentar