[Review Buku] - Novel At Night I Become a Monster Karya Sumino Yoru Langsung ke konten utama

[Review Buku] - Novel Imprisonment Karya Akiyoshi Rikako

  Judul: Imprisonment Penulis: Akiyoshi Rikako Penerjemah: Andry Setiawan Penerbit: Haru Tahun Terbit: Desember 2023 Tebal: 276 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-5467-19-1   BLURB Yukie sudah kewalahan merawat anak sambil bekerja. Ia memutuskan untuk resign dan malam ini adalah malam terakhirnya. Ia menitipkan putrinya kepada suaminya di rumah. Akan tetapi, suaminya tidak membalas pesan, tidak pula menjawab telepon.... *** PLOT TWIST TIDAK TERDUGA, STALKER DAN PSIKOPAT, ISU SOSIAL YANG RELEVAN DENGAN KEHIDUPAN, DAN AKHIR CERITA YANG OPTIMIS Sebagai pencinta karya Akiyoshi Rikako, sudah sewajarnya untuk menantikan karya terbaru beliau. Apalagi dengan ciri khasnya yang selalu menempel di setiap novelnya, seperti plot twist yang tak terduga; isu-isu yang sangat relevan dengan kehidupan; dan narasinya yang selalu nyaman untuk dibaca dan diikuti. Dalam novel ini, walaupun ceritanya cukup menegangkan, intens dan ada adegan kekerasannya, tapi aku merasa cerita dan pemb

[Review Buku] - Novel At Night I Become a Monster Karya Sumino Yoru

 


Judul: At Night I Become a Monster

Penulis: Sumino Yoru

Penerjemah: Andry Setiawan

Penerbit: Haru

Tahun Terbit: Maret 2022

Tebal: 300 halaman ; 19 cm

ISBN: 978-623-7351-95-5

 

BLURB

“Mana sosokmu yang sebenarnya?

Yang malam, atau yang siang?”

***

BULLYING, MONSTER, KONFLIK BATIN ACCHI DAN PLOT HOLE CERITA

Review ini mengandung spoiler sedikit ^^

Novel ini menceritakan tentang konflik batin Acchi terhadap perundungan yang dialami teman sekelasnya, Yona. Dalam novel ini kita akan difokuskan pada tokoh utama, yaitu Acchi yang tanpa alasan apapun, ketika malam hari ia berubah menjadi monster dan bertemu Yona di sekolah sendirian. Pertemuan antara Acchi dan Yona inilah yang menjadi fokus cerita novel ini, dengan alur cerita yang cukup lambat.

Jujur di awal-awal aku agak jenuh dengan alurnya yang lambat. Ditambah juga penulis terlalu banyak memperkenalkan para tokoh di awal cerita. Aku sebagai pembaca agak terbebani harus menghapal nama tokoh-tokohnya. Tapi dengan berjalannya cerita, aku bisa perlahan mengikuti proses ceritanya.

Baca juga: Review novel I Saw the Same Dream Again Karya Sumino Yoru

Di novel ini juga ada sentuhan magical realism yang berupa ‘monster’ dan itu cukup detail juga sih penjelasan dan penggambarannya. Mengenai alasan kenapa Acchi bisa berubah menjadi monster, itu tidak ada penjelasannya. Seolah penulis memasukkan begitu saja. Makanya perihal monster ini tidak perlu dipikirkan, karena cuman sekadar menambah rasa dari isi cerita.

Kemudian, aku suka penulis mengangkat isu “bullying” dengan sisi yang berbeda. Yang mana Acchi ini bukan pelaku ataupun korban, tapi secara tidak langsung ikut terlibat juga dalam perundungan tersebut. Tentu apa yang dilakukan Acchi ada alasannya, dan alasannya itu seperti lingkaran setan.

Ia tahu apa yang dilakukannya salah, tapi disatu sisi ia ingin hidupnya juga tentram dan damai. Atau bisa dibilang mengikuti alur anak-anak di kelas. Kalau ia melanggar kesepakatan kelas, maka ia akan menjadi korban selanjutnya dan dikucilkan.

Jadi posisi Acchi ini seperti penonton dan harus mematuhi norma tak tertulis di dalam kelas. Disini lah kita melihat konflik batin Acchi, yang menganggap apa yang dilakukannya adalah ‘benar’, tapi disatu sisi ia juga merasa bersalah. Disini aku melihatnya bagaimana penulis dengan bahasanya yang menyindir kehidupan para siswa (masyarakat) yang menganggap sesuatu yang berbeda itu adalah aneh, aib dan ganjil.

Seolah siswa (masyarakat) itu harus seragam, sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan. Tertulis maupun tidak tertulis. Kalau ada yang berbeda dari ketentuan tersebut, maka konsekuensinya akan dikucilkan dan dirundung. Tidak ada ruang kebebasan berekspresi, takut untuk melawan dan kita diolah menjadi masyarakat yang monoton yang tidak mau menerima keberbedaan.

Baca juga: Review Novel I Want to Eat Your Pancreas Karya Sumino Yoru

Dalam novel ini kita diperlihatkan semacam struktur sosial siswa dalam kelas. Ada yang mencolok (superior), ada yang biasa-biasa saja, dan ada yang ‘berbeda’. Nah yang berbeda ini biasanya cenderung menjadi sasaran empuk perundungan. Entah itu karena perbedaan pemahaman, tidak satu visi misi, atau suatu hal lainnya yang memicu perundungan tersebut.

Terus, perundungan yang dialami oleh Yona disini bagiku sangat perih, pedih dan menyedihkan untuk dibaca dan dibayangkan. Diabaikan, dianggap tidak ada, difitnah, dilempari sampah, dan segala macam perundungan lainnya. Aku yang baca rasanya kayak tersayat, sakit hati, dan emosional. Penulis bisa menarasikannya dengan baik dan memantik emosi pembaca untuk merasakan bagaimana perasaan Yona yang dirundung, juga konflik batin Acchi yang harus mengikuti norma kelas itu.

Di awal cerita Yona ini dianggap aneh, karena selalu menyengir, tidak bisa membaca suasana dan cara bicaranya yang kayak gagap. Ketika diabaikan ia menyengir, ketika sepatunya dibuang ia menyengir, meja atau bukunya dicoret-coret dengan kalimat kasar ia tetap menyengir. Ternyata dibalik menyengirnya itu, ada makna yang tidak diketahui orang lain. Makanya ketika Acchi tahu maksud menyengirnya Yona itu, dari situ ia mulai bersalah dan menyalahkan diri.

Aku pun ketika membaca, cukup kaget apa maksud dari menyengirnya Yona itu dan ketika tahu itu rasanya sakit banget dah. Ya ampun. Makanya aku sempat terpikir dan aku ada ulasan orang juga, bahwa jangan-jangan Yona ini adalah anak yang berkebutuhan khusus, tapi sengaja tidak diperjelas oleh penulis.

Di novel ini juga kita diperlihatkan bagaimana dampak atau akibat dari perundungan terhadap Yona. Itu dijelaskan ketika Yona menyampaikan apa maksud cengiran yang ia lakukan kepada Acchi. Dari situ aku menilai bahwa orang-orang terlalu cepat menghakimi sendiri, terlalu cepat mengambil kesimpulan dan akhirnya salah paham terhadap orang lain.

Aku suka hubungan dan perkembangan karakter antara Acchi dan Yona yang selalu bertemu di sekolah pada malam hari, perlahan-lahan semakin akrab dan mulai terbuka satu sama lain. Menjelang akhir cerita, aku suka ketika Yona menanyakan kepada Acchi, “Mana sosokmu yang sebenarnya? Yang malam, atau yang siang?” (Hlm. 263)

Selama mengikuti perjalanan ceritanya, aku teringat dengan pepatah atau kepercayaan Jepang bahwa manusia memiliki tiga wajah. Dan pepatah itu bagiku sedikit banyak tergambarkan dalam novel ini.

Untuk akhir ceritanya, aku jujur bingung mendeskripsikannya harus bagaimana. Mungkin perasaan lega setelah mengikuti konflik batin Acchi. Terutama ketika Acchi mulai sadar mengenai sosok Yona, dan dari situlah bagaimana perasaan Acchi itu bisa dibilang pecah. Itu terlihat bagaimana Yona kaget dan menanyakan kenapa kepada Acchi. Aku tidak bisa bilang terlalu rinci, takutnya terlalu spoiler nanti.

Namun sayangnya dari novel ini banyak plot hole-nya. Mungkin karena terlalu berfokus pada tokoh utama, banyak tokoh-tokoh yang lainnya yang harusnya bisa diungkap lebih jauh lagi, yang akhirnya tidak ada penjelasan dan alasan.

Misalnya konflik awal pemicu perundungan Yano yang masih dangkal. Bagaimana Yano bisa gampang keluar-masuk sekolah ketika jam malam? Apakah Yano tidak memiliki orangtua? Dan yang menjadi pertanyaan sampai akhir novel, apa maksud perkataan Midorikawa bahwa Kasai itu anak yang jahat? Tapi setidaknya, aku bisa menangkap makna atau pesan dari isi novel ini.

Terakhir, terlepas dari semua itu erus terang novel ini bagus, isu bullying dari sisi yang berbeda, narasinya enak diikuti dan memainkan emosi pembaca. Terutama narasi pada konflik batinnya Acchi dan perundungan Yano. Huhuhu itu sedih sangat....

My rated: 8/10

Baca juga: Review Novel Blue, Painful and Brittle Karya Sumino Yoru

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review Buku] - Novel Ferris Wheel At Night Karya Minato Kanae

  Judul: Ferris Wheel At Night Penulis: Minato Kanae Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Andry Setiawan Tahun Terbit: Cetakan pertama, September 2021 Tebal: 428 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-80-1   BLURB Seorang kepala keluarga di sebuah perumahan elite mati terbunuh. Sang istri menyerahkan diri ke polisi. Dengan ayah sebagai korban dan ibu sebagai tersangka, bagaimana mendefinisikan anak-anak mereka; anak korban pembunuhan atau anak pembunuh? Apa peran para tentangga setelah kasus terjadi? Lalu, yang terpenting, mengapa ada insiden seperti ini? *** GAMBARAN NOVEL Novel ini berceritakan di sebuah perumahan Bukit Hibari yang terjadi kasus terbunuhnya kepala keluarga Takahashi yang dikenal sebagai keluarga yang harmonis dan baik-baik saja di mata tetangga. Yang membunuh adalah istrinya sendiri. Anak-anaknya pada saat itu tidak ada di rumah dan tidak ada yang tahu bagaimana kondisi sebenarnya kejadian di rumah itu. Namun bagaimana nasib para anak-ana

[Review Buku] - Novel Real Face Karya Chinen Mikito

  Judul: Real Face Penulis: Chinen Mikito Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Lina Budiarti Tahun Terbit: Maret 2021 Tebal: 388 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-60-3 BLURB Karena butuh uang, Asagiri Asuka melamar dan diterima kerja di klinik bedah plastik milik Hiiragi Takayuki, seorang ahli bedah plastik genius. Dokter bedah itu bisa mengubah wajah pasiennya jadi apa pun... asal ada uang. Asuka tak bisa mengikuti jalan pikiran sang ahli bedah yang kerap melanggar norma masyarakat itu. Ditambah lagi, semakin Asuka terlibat, semakin ia tahu bahwa Hiiragi menyembunyikan sesuatu yang berhubungan dengan kasus pembunuhan empat tahun lalu. Apa yang sebenarnya terjadi empat tahun lalu? Apa benar Hiiragi terlibat? Satu per satu rahasia Hiiragi pun terungkap... *** Dari blurb di atas kita sudah diberikan gambaran apa yang sebenarnya terjadi dengan kasus empat tahun lalu. Apa hubungannya Hiiragi Takayuki dengan kasus tersebut. Dengan blurb seperti itu, kita yang membaca l

[Review Buku] - Sebenarnya, Aku Tidak Baik-Baik Saja Karya Geulbaewoo

  Judul: Sebenarnya, Aku Tidak Baik-Baik Saja Penulis: Geulbaewoo Penerbit: Haru Tahun Terbit: April 2022 Tebal: 170 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-96-2   BLURB Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak mengecewakan orang-orang disekitarku. Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak menunjukkan sisi lemahku. Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak ditinggal sendirian. Aku berpura-pura baik-baik saja Karena tidak ingin menerima kesedihanku.   Buku ini hadir menemanimu untuk mengatasi perasaanmu yang tidak baik-baik saja selama menjalin hubungan antarmanusia. Semoga kau bisa lebih memahami perasaan sendiri dan tidak perlu berpura-pura lagi. *** BUKU HEALING GEULBAEWOO, DAN HARAPAN BUKU INI BAGI PEMBACA Ini adalah buku kedua Geulbaewoo yang diterjemahkan oleh penerbit Haru. Tema atau isi bukunya sama seperti buku sebelumnya, yaitu esai-esai pengembangan diri dan cerita-cerita kehidupan yang banyak dialami setiap manusia. Setiap judul atau pe

[Review Buku] - Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah Karya GeulBaewoo

  Judul: Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah Penulis: Geulbaewoo Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Dewi Ayu Ambar Rani Tahun Terbit: Cetakan ke-3, Agustus 2021 Tebal: 250 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-71-9   BLURB Dalam hidup, terkadang kita merasa lelah, tak berdaya, dan merasa bersalah atas keadaan. Kita juga sering merasa belum melakukan yang terbaik, padahal sudah berusaha sebaik mungkin. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah adalah buku untukmu yang merasa lelah dan jadi tak memiliki minat terhadap apa pun. Ditulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri, kalimat-kalimat dalam buku ini akan memberimu sedikit pemikiran yang baik tentang dirimu sendiri. Semoga setelah membaca buku ini, kamu yang lelah bisa sedikit beristirahat dan bisa menemukan hal yang kamu sukai. *** GAMBARAN BUKU Dari blurb -nya saja aku membaca ada perasaan terwakilkan dan harapan dari kalimat yang disampaikan di atas. Buku ini adalah buku self-improvement (Pengemba

[Review Buku] - Novel Sweet Bean Paste karya Durian Sukegawa

  Judul: Sweet Bean Paste Penulis: Durian Sukegawa Penerbit: Oneworld Publications Penerjemah: Alison Watts Tahun Terbit: November 2017 Tebal: 216 halaman ISBN: 978-178-6071-95-8   Sentaro telah gagal. Ia mempunyai catatan kriminal, minum-minuman (mabuk) terlalu banyak, dan mimpinya sebagai penulis hanyalah sebuah angan-angan. Dengan mekarnya pohon sakura sebagai penanda berlalunya waktu, ia menghabiskan waktunya hari-hari di toko manisan yang menjual dorayaki, sejenis panekuk yang diisi dengan pasta kacang manis. Tapi semuanya akan berubah. Datanglah Tokue kedalam hidupnya, seorang perempuan tua dengan tangan yang cacat dan masa lalu yang kelam. Tokue membuat pasta kacang manis terbaik yang pernah Sentaro rasakan. Tokue mulai mengajari Sentaro tentang keahliannya, tetapi ketika persahabatan mereka berkembang, tekanan sosial membuat Tokue tidak bisa melarikan diri dari rahasia gelapnya dan itu akan terungkap, dengan konsekuensi yang menghancurkan. *** Novel ini