Judul: I Saw The Same Dream Again
Penulis: Sumino Yoru
Penerbit: Penerbit Haru
Penerjemah: Clara Canceriana
Tahun Terbit: Cetakan ke-5, April
2021
Tebal: 312 halaman ; 19 cm
ISBN: 978-602-52547-8-9
BLURB
Koyanagi Nanoka
adalah seorang pelajar SD yang menganggap dirinya sendiri pintar. Dia
mendapatkan tugas sekolah untuk memikirkan apa itu kebahagiaan.
Selama
memikirkan tugas tersebut bersama dengan teman sekelasnya, dia bertemu dengan
pelajar SMA yang suka menyayat nadinya, seorang wanita yang terjebak dalam
hidupnya sendiri, dan seorang nenek yang tampaknya hidup damai. Semuanya
memiliki penyesalan masing-masing.
Apakah
kebahagiaan itu?
Bisakan mereka
memperbaiki masa lalu?
***
GAMBARAN NOVEL
Koyanagi Nanoka adalah seorang anak
SD yang selalu sendirian di sekolah atau saat pulang sekolah. Ia tidak punya
teman di kelasnya dan menganggap anak-anak di kelas tersebut bodoh. Nanoka bisa
dikatakan anak yang memang pintar, hanya saja tidak terlalu bisa berurusan
dengan orang-orang. Nanoka setelah pulang sekolah selalu keluar lagi dan
ditemani teman berbulunya yang warna hitam (kucing).
Di sekolah, Hitomi-sensei memberikan
tugas kepada para murid mengenai apa itu kebahagiaan. Akhirnya, ia berkunjung
ke tempat Abazure-san dan seorang nenek untuk bermain dan menanyakan apa
itu kebahagiaan menurut mereka. Tentu selalu ditemani oleh si kucing yang
mengikuti Nanoka pergi. Sampai akhirnya, Nanoka bertemu dengan Minami-san di
atap bangunan kosong yang sedang menyayat nadi tangannya sendiri. Awalnya
Minami-san sedikit jutek kepada Nanoka dan perlahan mereka mulai berteman.
Nanoka pun menanyakan kepada Minami-san apa itu kebahagiaan.
Dari sini, tokoh utama dari novel
ini yaitu Koyanagi Nanoka, Abazure-san, Minami-san, nenek, dan Kiryu-kun (teman
sekelah Nanoka yang selalu terlihat murung dan tidak percaya diri). Setiap
tokoh mengungkapkan masa lalunya dan cara mereka memperbaikinya. Dari situlah
pertanyaan Nanoka perlahan terjawab mengenai apa itu kebahagiaan.
***
ARTI KEBAHAGIAAN SEBENARNYA
Awal baca novel ini, jujur langsung
jatuh cinta dengan gaya narasi penulis. Pembawaannya enak, mengalir, simpel,
dan sederhana. Karakter tokoh utamanya aku suka si Nanoka, dengan sifat lugu,
polos, lucu, pandai, terkadang egois juga, membuat tokohnya sangat natural
seperti anak pada umumnya. Perumpamaan tentang kehidupan yang disampaikan Nanoka
membuat novel ini menjadi unik, dan gemas dengan sifatnya Nanoka.
Misalnya seperti, “hidup itu seperti
makanan yang disediakan sekolah. Walau tidak ada makanan kesukaan, kita harus
tetap bisa menikmatinya.” (Hlm. 47-48). “Hidup itu sama seperti puding. Dalam
kehidupan mungkin ada masa-masa pahit. Tetapi, di dalamnya juga terdapat banyak
kebahagiaan yang manis. Manusia itu hidup untuk bisa merasakan bagian-bagian
tersebut.” (Hlm. 220). Dan masih banyak lagi perumpamaan kehidupan di dalam
novel ini dan itu sangat relevan di kehidupan sehari-hari.
Genre dari novel I Saw The Same
Dream Again ini slice of life, menggambarkan kehidupan sehari-hari
Nanoka yang berkeliling, bermain, dan mengobrol dengan teman dekatnya. Makanya,
novel ini sangat adem, ringan, dan pembaca dibawa untuk menikmati kisah
petualangan Nanoka.
Tema atau isu yang diangkat di novel
ini simpel tapi dalam; sederhana tapi filosofis. Dengan pembawaan penulis yang
ringan dan sederhana, membuat pembaca bisa santai saat membacanya dengan kisah
yang menarik dan penuh makna. Abazure-san, Minami-san, si nenek, dan juga
Kiryu-kun, semuanya memiliki masa lalu yang ingin mereka perbaiki dan mencari
kebahagiaan itu sendiri. Dan setiap kebahagiaan mempunyai porsinya
masing-masing. Misalnya Abazure-san merasa bahagia saat ia bisa mengobrol dan
bermain dengan Nanoka; Minami-san merasakan kebahagiaan saat ceritanya di
dengar oleh Nanoka; dan juga nenek dan Kiryu-kun.
Jadi, kita tidak bisa memukul rata
kebahagiaan seseorang menjadi satu. Walaupun itu terkesan remeh dan biasa-biasa
saja bagi kita, belum tentu dengan orang lain. Setiap orang mempunyai
kebahagiaannya masing-masing dan kita hanya bisa menghargai kebahagiaan orang
tersebut.
Misalnya aku merasa tenang saat
sendirian di rumah sambil baca buku misalnya, dan itu membuat ku bahagia. Atau
olahraga di gym, atau juga mendengarkan musik R&B, dan itu aku bahagia akan
hal itu. Lakukanlah hal yang simpel dan itu cukup membuatmu bahagia.
Dengan tema yang seperti itu,
menurut aku ini sangat penting untuk berdamai dengan diri sendirinya. Maksudnya
bagaimana? Jangan pernah menaruh ekspektasi orang lain ke dalam diri kita sendiri,
itu menjadi beban pikiran yang akhirnya membuat kita merasa tertekan sepanjang
hidup. Be yourself, jangan menjadikan kebahagiaan seseorang menjadi
tolak ukur, tapi diri kita sendirilah yang menjadi tolak ukurnya.
Untuk covernya aku suka banget. Nuansa warna biru yang dominan dengan gabungan warna putih membuat kesan dingin, tenang, dan damai. Ada gadis yang terbaring dan juga kucing hitam yang sangat relevan dengan isi novelnya. Love it.
***
PLOT HOLE YANG MEMBUAT MISTERI BARU
PERINGATAN! INI MENGANDUNG SEDIKIT
SPOILER!
Untuk plot twist-nya aku
sudah agak bisa nebak bakal dibawa kesitu. Tapi entah kenapa, tokoh-tokoh yang
menemani Nanoka ini malah menjadi misteri. Misalnya aja kaya Minami-san yang
tiba-tiba menghilang; Abuzare-san yang entah kenapa memiliki kutipan favorit
yang sama dengan Nanoka, kemudian menangis, memeluk Nanoka, meminta maaf, terus
besoknya hilang juga; si nenek juga menghilang. Maksudku, penulis gak
memberikan keterangan atau kejelasan mengenai tokoh-tokoh ini setelahnya. Kaya
digantung jadinya.
Apakah itu cuman fantasinya Nanoka
aja, atau keberadaan tokoh-tokoh tadi memang ada di dunia nyata tapi menghilang
di hadapan Nanoka (pergi entah kemana misalnya), atau penulis membuat dunia
paralel di novel ini? Ini yang masih menjadi pertanyaan setelah selesai membaca
novelnya. Walaupun endingnya cukup manis menurutku, tapi tetap aja, setelah
selesai baca masih ada pertanyaan yang menjanggal. Bingung juga sih pengen
berasumsi apa, soalnya penulis memberikan narasi mengenai tokoh tadi agak
abstrak. Tidak ada kejelasan dan akhirnya jadi plot hole dan misteri
baru.
Tapi ini menurutku setelah membaca
novelnya. Mungkin dari teman-teman ada yang paham atau bisa menjelaskan
mengenai tokoh-tokoh tadi. Atau mungkin aja aku kurang memahami kode-kode atau clue
yang diberikan penulis kali ya. Tulis di komentar yaa..
Terima kasih yang sudah membaca
ulasan singkat ini. Terutama yang baca sampai akhir. Mohon maaf kalaunya ada
kata-kata yang menyinggung dan kurang memuaskan pembaca.
Salam penikmat buku...
My rated: 8/10
Komentar
Posting Komentar