Judul: Kucing Bernama Dickens
Penulis: Callie Smith Grant
Penerjemah: Istiani Prajoko
Penerbit: Baca
Tahun Terbit: September 2023
Tebal: 236 halaman
ISBN: 978-602-6486-96-7
BLURB
Dapatkah kau
membayangkan hidup tanpa seekor kucing? Tidak, jika kau membaca buku ini.
Kenangan lucu tentang kucingmu sendiri pasti akan terbangkitkan. Kau akan
teringat pada suara dengkuran atau desisan atau meongan lirih. Kau akan
teringat pada bayangan yang sudah lama berlalu ketika kucingmu memanjat tirai
atau bersembunyi di pancuran. Bahkan mungkin kau akan teringat pada perasaan
panik ketika kau tidak dapat menemukan kucingmu selama beberapa jam, atau
beberapa hari. Dan, kau akan teringat pada tikus mati di bawah kakimu yang
sebetulnya dimaksudkan sebagai hadiah dari pemburu imutmu yang bangga.
Kucing
memiliki cara tersendiri untuk meramaikan hidup kita. Dalam Kucing Bernama
Dickens, kau akan bertemu dengan kucing-kucing yang menakjubkan beserta
manusia-manusia pemiliknya, membaca kisah mereka, dan terpikat pada kelucuan
mereka.
Ada kucing
yang meringankan luka-luka batin masa kanak-kanan, menciptakan kerukunan dalam
keluarga, melindungi anak-anak, juga menghibur orang-orang yang tengah gelisah.
Kucing-kucing itu benar-benar ‘menyelamatkan’ jiwa manusia dengan cara khas
kucing— dengan tenang, merunduk ke tanah, berjinjit agar tidak ketahuan, dan
sambil terus mendengkur.
***
KUMPULAN CERPEN, SOSOK KUCING SEBAGAI ‘PENYELAMAT,' PENUH MAKNA KEHIDUPAN DAN NILAI SPIRITUALITAS
Buku ini adalah berupa kumpulan cerita
mengenai, bagaimana keberadaan sosok kucing yang mampu mengubah kehidupan
seseorang menjadi lebih baik dan bermakna. Dalam buku ini terdapat 24 cerita
pendek, yang setiap ceritanya cukup beragam. Aku sebelumnya sempat mikir cerita
bukunya bakalan monoton, klise dan begitu-begitu saja. Ternyata tidak.
Kita diperlihatkan berbagai macam cerita
dengan suasana yang berbeda-beda. Sesuai dengan latar para tokoh cerita. Aku
suka bagaimana setiap ceritanya meninggalkan makna dan kesan tersendiri. Dan
yang aku suka secara umum dalam buku ini adalah ada sentuhan nilai
spiritualitasnya.
Maksudnya seperti apa? Misalkan di akhir
cerita, setelah si tokoh mengalami banyak hal, ia merasa bersyukur dan
berterima kasih kepada Tuhan yang telah membantu dan menunjukkan jalan
kepadanya melalui perantara si kucing. Terus bagaimana kasih sayang Tuhan yang
tidak dapat kita kira, dan juga bagaimana si tokoh percaya dan yakin akan
pertolongan Tuhan akan datang.
Makanya, ketika membaca hal tersebut, bagiku
itu semacam refleksi diri dan terus terang, sedikit banyak itu justru
meningkatkan keimananku sebagai seorang muslim. Memang ini jadinya terkesan
agak religius cerita bukunya. Tapi kembali ke sudut pandang pembaca
masing-masing dan bagaimana pembaca menginterpretasikannya. Poin ini bisa
menjadi poin plus atau minus terhadap cerita buku ini bagi masing-masing
pembaca.
Baca Juga: Review Novel Jika Kucing Lenyap dari Dunia Karya Genki Kawamura
Isu yang diangkat dalam buku ini bagiku cukup
beragam. Mengenai mental health, dampak dari bullying, konflik
rumah tangga, dan lain sebagainya. Dari berbagai isu tersebut, bagaimana
sesosok kucing mampu ‘menyembuhkan’ dan menyelesaikan hal tersebut. Bahkan juga
kucing itu sendiri yang menjadi sebuah solusi permasalahan.
Membaca cerita buku ini memberikan perasaan
nyaman setelah membacanya. Cerita yang menyentuh dan lucu juga, dan bagaimana
sosok kucing berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Terutama ketika si
kucing yang secara tidak langsung hadir di kehidupan seseorang dan menolong
orang tersebut untuk sembuh dari luka-luka yang dialami mereka. Ini bisa
dilihat dan cukup membekas dibenakku adalah cerita yang si anak perempuan yang
mengalami gangguan makan dan perempuan yang mengidap kanker payudara.
Berbagai macam kelucuan sekaligus mengharukan
dalam ceritanya. Perasaan campur aduk, emosional, lega, heart-warming dan
rasa bersyukur selama proses membaca. Membuat buku ini seperti ‘teman’ kala
kesepian dan obat penyembuh kepada pembacanya. Aku bisa merasakan dan
membayangkan bagaimana kehadiran kucing itu mengisi kehidupan kita sebagai
teman hidup sekaligus menjadi ‘penyelamat’ kita. Tentu dengan cara khas si
kucing.
Narasi dalam buku ini mengalir, enak dan
nyaman diikuti. Hanya saja beberapa kekurangannya adalah terjemahan yang masih
terasa kaku bagiku dan diksi di dalamnya yang asing, dan sempat membuatku
bingung. Tapi disatu sisi mengenai diksi itu, jadi menambah kosakata baru
untukku. Tentu ini sifatnya subjektif yaa.
Secara keseluruhan buku kumpulan cerita ini
bagus, memberikan perasaan nyaman dan heart-warming, walaupun beberapa
cerita ada yang tentang kematian, tapi kebanyakan semuanya berakhir happy
ending. Buku ini juga penuh akan makna kehidupan, renungan dengan sentuhan
nilai spiritualitas, dan juga sebagai bacaan penghibur hati. Sangat recommended
buku ini menurutku untuk dibaca. Chef kiss...
My rated: 9/10
Baca Juga: Review Novel Pembaca Bintang di Kedai Kopi Bulan Purnama Karya Mochizuki Mai
***
Komentar
Posting Komentar