Judul: I Want To Eat Your Pancreas
Penulis: Sumino Yoru
Penerbit: Penerbit Haru
Penerjemah: Khairun Nisak
Tahun Terbit: Cetakan ke-7, November
2020
Tebal: 308 halaman ; 19 cm
ISBN: 978-602-6383-14-3
BLURB
Aku menemukan sebuah buku di rumah
sakit. Judulnya Cerita Teman si Sakit. Pemiliknya adalah Yamauchi
Sakura, teman sekelasku. Dari sana aku tahu dia menderita penyakit pankreas.
Buku itu adalah buku harian rahasia miliknya.
Namun gadis itu tidak seperti orang
sakit. Dia seenaknya sendiri, dia mempermainkan perasaanku, dia suka
menggodaku. Dan dia.... mungkin mulai menarik hatiku.
***
AKU INGIN HARI-HARI TERAKHIRKU DI ISI DENGAN KEBAHAGIAAN
I Want To Eat Your Pancreas sebuah
novel yang sangat indah, terharu, dan menyentuh hati. Novel ini merupakan novel
kedua yang ku baca setelah membaca I Saw The Same Dream Again (bisa cek disini). Dengan penulis
yang sama, tentu gaya penulisannya aku sangat suka banget. Pembawaan cerita
yang mengalir, enak dibaca, narasi yang indah untuk dibaca, apalagi penulis
bisa memainkan emosi-emosi para pembaca saat menikmati novel ini. Diksi dan
kalimat-kalimat yang digunakan penulis di novel ini sangat indah dan aku yang
baca pun juga bisa merasakan kenikmatan saat membacanya.
Perkenalan di awal bab yang sangat
menarik dan langsung diberi tahu poin penting mengenai Yamauchi Sakura. Alur
dari novel ini maju dan bertahap. Penulis disini perlahan mengajak para pembaca
untuk menikmati bagaimana perjalanan si “aku” dan Yamauchi Sakura di kehidupan
sehari-harinya yang sudah tidak lama lagi. Mulai dari pertemuan mereka yang
tidak disengaja di rumah sakit, mengetahui rahasia Sakura, persahabatan mereka,
dan sampai akhir hayat Sakura. Itu semua dikemas oleh penulis sangat baik,
indah, dan aku sangat menikmatinya.
Mungkin saat melihat judulnya memang
terkesan sesuatu yang horor, thriller, dan sebagainya. Tapi sebenarnya
novel ini tidak ada sama sekali memiliki unsur yang disebutkan tadi. Genre yang
tepat untuk novel ini menurutku adalah slice of life, romance, drama,
dan ada juga unsur-unsur komedinya juga.
Tema di novel ini mengenai seseorang
yang menghabiskan hari-hari terakhirnya karena umurnya tidak akan lama lagi.
Sakura yang mengidap penyakit pankreas, menjalani kehidupan sehari-harinya
dengan riang dan bahagia, seolah tidak ada penyakit di dalam tubuhnya. Aku suka
banget perkembangan karakter Sakura, apalagi saat bertemu si “aku”, keharmonisan
antara keduanya dapet banget. Si “aku” yang anti-sosial dan Sakura yang
periang, ramah dengan orang lain, membuat suasana keduanya jadi lebih hidup dan
berwarna. Terus lucu juga saat mereka saling melemparkan olok-olokan.
Kembali lagi mengenai tema novel
ini, sebenarnya banyak nilai-nilai penting di dalamnya. Contohnya aja kaya si
Sakura, bagaimana ia menghadapi penyakitnya dan harus menerima kenyataan bahwa
umurnya tidak akan lama lagi. Tapi ia menjalani kehidupan hari-hari terakhirnya
dengan kegembiraan, kebahagiaan, dan kesenangan. Karena ia ingin hari
terakhirnya tidak diisi dengan kesedihan dan tangisan orang-orang lain. Jadi ia
menjalaninya dengan rasa bahagia seolah tidak ada penyakit di dalam tubuhnya.
Dari sini kita bisa belajar bahwa
apapun itu kalau dibawa dengan perasaan senang, bahagia, maka semuanya akan
menjadi nyaman dan menjadi sebuah memori yang indah. Memang ini tidak mudah dan
setiap individu juga berbeda-beda. Tapi dari Sakura, kita dapat memahami makna
hidup sebenarnya. Cepat atau lambat kita akan mati juga. Hanya saja bagaimana
kita menjalani hidup itu, apakah diisi dengan kebahagiaan atau kesedihan.
Pilihan kembali ke diri kita masing-masing.
Tentu di novel ini juga, pentingnya
keberadaan seseorang yang bermakna bagi hidup kita. Misalkan seperti si “aku”,
yang awalnya anti-sosial, kemudian bertemu Sakura, itu merubah seluruh
kehidupannya. Begitupun juga Sakura saat bertemu si “aku”, ia merasa hidupnya
bisa bermakna yang mungkin itu hanya sekali seumur hidup. Oleh karena itu, kita diciptakan menjadi
makhluk yang bersosial. Kita tidak bisa terus-menerus menjadi makhluk yang
mementingkan individu sendiri.
***
CERITA YANG DALAM DAN ENDING YANG MENYENTUH
Cerita yang dalam disini maksudnya
adalah keterhubungan antara si “aku” dan Sakura. Dua tokoh ini yang menjadi
kunci dari novel ini. Emosional yang dibawakan penulis sangat bisa dirasakan
oleh pembaca. Misalkan si “aku” yang merasa khawatir tentang Sakura; Sakura
yang merasa ketakutan; sampai terakhir surat wasiat. Awalnya hanya sekadar teman
biasa, menjadi seseorang yang spesial di dalam hidupnya.
Emosi yang bisa dirasakan juga saat
Sakura ketakutan mengenai kematiannya sendiri. “Kalau aku mengatakan bahwa
sebenarnya aku benar-benar takut mati, apa yang akan kau lakukan?” (Hlm.
137). Walaupun ia menjalani hari-hari terakhirnya bersama si “aku” dengan
senang dan bahagia, Sakura juga tetap merasa ketakutan akan kematian itu
sendiri. Dan ini membuatku bisa merasakan emosional antara si “aku” dan Sakura
di dialog itu. Seberat itu percakapan mereka.
Ending di novel ini adalah saat si
“aku” membaca isi buku harian Sakura dan terdapat surat wasiat. Momen-momen ini
sangat emosional, mulai dari pertemuannya dengan si “aku”, bagaimana Sakura
menulis rasa bahagianya di dalam buku hariannya tersebut, sampai puncaknya di
surat wasiatnya dan sangat tersentuh apa yang dituliskan Sakura disitu.
Aku membacanya pun ikut merasakan
bagaimana perasaan si “aku” saat mengetahui isi dari buku harian dan surat
wasiat tadi. Untuk setelahnya, ketika si “aku” ketemu dengan Kyoko, itu cuman
sekadar tambahan dan itu membuat endingnya jadi lebih nyata dan hidup. Good
job Sumino Yoru-sensei.
Novel I Want To Eat Your Pancreas
sangat aku recommended banget. Cerita yang penuh dengan nilai moral,
dibalut dengan narasi yang mudah dipahami dan sederhana, hubungan antara si
“aku” dan Yamauchi Sakura yang unik, dan gaya penulisan yang enak dibaca. Novel
ini juga sudah diadaptasi ke Anime dalam bentuk movie. Kurang lebih hampir sama
antara novel sama movie Animenya.
Untuk cover novelnya jangan ditanya
lagi dah. Sangat sangat beautiful. Warnanya yang cantik dengan latar
bunga sakura yang melambangkan nama Sakura itu sendiri. Pokoknya indah dah,
nikmat di mata, dan ada rasa kehangatan saat melihat covernya. Love it.
Terima kasih yang sudah membaca
ulasan singkat ini. Terutama yang membaca sampai habis. Mohon maaf kalau ada
kata-kata yang menyinggung dan kurang memuaskan pembaca.
Salam penikmat buku....
My Rated: 9,5/10
Komentar
Posting Komentar