Judul: Freeter, Membeli Rumah
Penulis: Arikawa Hiro
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: Haru
Tahun Terbit: November 2021
Tebal: 400 halaman ; 19 cm
ISBN: 978-623-7351-86-3
BLURB
Masyarakat
memandang remeh orang yang mengundurkan diri dari pekerjaan pertamanya hanya
dalam tiga bulan.
Take Seiji
hengkang dari pekerjaan tetap pertamanya hanya setelah tiga bulan bekerja
dengan alasan konyol – kantornya aneh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan
karena terus disindir oleh ayahnya yang kolot, Seiji terpaksa menjadi freeter,
orang yang sudah tamat pendidikan wajib tetapi cuma bekerja serabutan
sebagai tenaga paruh waktu. Namun, masalah demi masalah menerjang keluarganya
yang sudah kacau balau bak kapal pecah. Satu-satunya cara bagi mereka untuk
pulih adalah dengan membeli rumah baru dan pindah.
Hanya saja,
bagaimana seorang pekerja serabutan dengan pendapatan pas-pasan itu bisa
membeli rumah? Bisakah keluarganya pulih kembali?
***
KESEHATAN MENTAL, LINGKUNGAN TOXIC, PERJUANGAN SEIJI DAN SEBUAH CERITA YANG INDAH
Cerita novel ini walaupun menggunakan sudut
pandang orang ketiga, tapi fokus ceritanya ke tokoh Take Seiji. Itu terlihat
selama berjalannya cerita dan kita diperlihatkan bagaimana perkembangan dan
perjuangan Seiji dalam menghadapi kondisi dirinya sendiri dan kondisi
keluarganya. Diawal lumayan berat ceritanya, karena kondisi ibunya (Misako)
yang mengalami gangguan kesehatan mental. Ditambah ayahnya (Seichii) yang
sangat kolot, keras kepala, dan memiliki harga diri tinggi, yang mengatakan
bahwa Misako hanya cari perhatian dan menganggap remeh keadaannya. Keadaan
Misako ini dikarenakan tetangganya yang sangat sangat toxic, dan itu
dipendam oleh Misako selama 20 tahun.
Diawal cerita ini juga kita diperlihatkan
Seiji yang keluar dari pekerjaan tetapnya yang baru beberapa bulan dengan
alasan suasana kantornya yang aneh. Kita diperlihatkan juga sifat Seiji yang
egois, tidak peduli dan tidak peka dengan keadaan sekitar, terutama di dalam
rumahnya sendiri. Sampai tidak sadar bahwa ibunya mengalami depresi berat dan menderita
selama 20 tahun, tanpa disadari oleh Seiji. Jujur pas baca di awal-awal ini,
aku agak kesal dengan sifat dan sikapnya Seiji. Mungkin karena terlalu dimanja
waktu kecil, sampai tidak sadar dengan keadaan ibunya yang semakin lama semakin
aneh (tidak biasanya).
Kemudian muncullah Ayako yang menurutku
mengambil peran penting di awal cerita novel ini. Diceritakanlah fakta
sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarganya di lingkungan rumah tersebut.
Banyak hal yang disampaikan Ayako yang membuat Seiji terdiam, terpana, dan
mulai sadar, ternyata selama ini ia diperlakukan seperti itu oleh
tetangga-tetangganya dan itu sudah disadari oleh ibunya dan Misako sendiri.
Peran Ayako sangat kuat disini dalam perkembangan awal cerita.
Sosok Seichii di novel ini juga, ya ampun
egonyaaa tinggi bener. Aku kesal sendiri dengan Seichii yang sangat egois,
bahkan terkesan tidak peduli dengan kehidupan dan keadaan keluarganya sendiri.
Lebih tepatnya ia hanya peduli dengan dirinya sendiri. Makanya ketika Ayako
beradu mulut dengan Seichii, aku yang baca ada keseruan tersendiri dan
mendukung Ayako untuk menang dalam debat tersebut.
Walaupun ada beberapa kalimat Ayako yang bisa
dikatakan sangat kejam kepada Seichii, tapi itu hal yang wajar ketika melihat
konteks ceritanya. Bahwa itu respon luapan emosi dan kemarahan Ayako yang tidak
tega melihat ibunya yang sudah mengalami depresi berat sedangkan Seichii seolah
tidak peduli. Ironi sih..
Baca juga: Review Novel The Travelling Cat Chronicles Karya Arikawa Hiro
Alur cerita diawal cerita cukup lambat,
tetapi dipertengahan dan menjelang akhir cerita alurnya jadi cepat. Aku suka
dengan perkembangan ceritanya yang perlahan, dan juga perkembangan karakter
Seiji yang semakin dewasa dengan berjalannya cerita. Narasi penulis yang sangat
nyaman dibaca, penyampaian ceritanya bikin adiktif, dan page turner.
Hal yang menarik perhatianku pada novel ini
adalah pentingnya kesadaran akan kesehatan mental. Diluar sana masih banyak
orang yang meremehkan kesehatan mental hanya karena orang itu lemah dan cari
perhatian. Seperti Seichii, yang menganggap gangguan mental itu hal yang remeh
dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Kondisi Misako sangat membuatku terenyuh dan
merasa iba karena harus menderita selama itu. Perasaan Misako seperti diawasi
orang lain, merasa ketakutan, dan lain sebagainya, memberi kesan yang sangat
dalam buat pembaca, bahwa betapa pentingnya kesehatan mental dan kesadaran
orang sekitarnya mengenai kesehatan mental itu sendiri.
Kemudian pentingnya mencari lingkungan
masyarakat yang sehat. Sehat disini dalam arti membuat kita merasa nyaman dan
tentram dengan suasana lingkungan tersebut. Perkara lingkungan rumah yang toxic
ini yang akhirnya membuka mata Seiji dan memulai kehidupannya untuk mencari
pekerjaan dan menabung untuk membeli rumah baru.
***
Pasang surut karakter Seiji selama
berjalannya cerita disampaikan dengan baik dan realistis bisa kukatakan.
Misalnya ketika Seiji yang tidak sengaja membentak ibunya karena tidak ada
tempat pelampiasan emosinya terhadap ayahnya. Kegigihan dan kedewasaan Seiji
dibangun secara perlahan, sehingga pembaca ikut merasakan perkembangan Seiji
menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya.
Oh ya, munculnya ibu-ibu tetangga dengan muka
tidak berdosa menanyakan keadaan keluarga Seiji dengan nada menyindir dan
seolah ingin tahu setiap inci isi rumah tangga orang lain. Aku yang baca pun
kesal dengan sosok tetangganya Seiji yang bersikap tidak bersalah.
Kemudian peran bapak-bapak situs konstruksi
sangat aku suka. Mereka dengan senang hati memberikan nasehat dan masukan ke
Seiji mengenai permasalahannya, terutama mengenai Seichii. Banyak hal menarik
dalam interaksi bapak-bapak tersebut dengan Seiji yang dinarasikan dengan baik
dan mudah dimengerti.
Kemudian kita dilihatkan sisi lain Seichii
yang ‘manis dan kasih sayang’ dengan caranya sendiri. Perlahan Seichii mulai
mengerti dan sadar bahwa kondisi Misako sangat parah dan bisa berbahaya kalau
tidak sabar menghadapinya. Walaupun dengan sikapnya yang ketus dan tak acuh, ia
tetap memperhatikan dan mengontrol obatnya Misako.
Percakapan antara Seiji dan Seichii terkadang
bikin aku senyum-senyum sendiri, karena kita diperlihatkan bahwa Seichii ini
orangnya adalah malu-malu kucing. Bisa dilihat bagaimana reaksi Seichii ketika
diminta bantuan oleh Seiji. Aku suka dalam setiap percakapan atau dialog, penulis
selalu memasukkan poin penting di dalamnya, misalnya ketika Seichii menjelaskan
perihal dunia pekerjaan. Cukup membekas dibenakku.
Munculnya tokoh baru tidak mengurangi
keseruan cerita novel ini. Justru memberi suasana baru. Hal yang tak terduga
dalam novel ini adalah dimasukkannya unsur romansa yang buatku cukup terkejut
pas bacanya. Terus munculnya kucing mengingatkanku pada novel penulis
sebelumnya, entah memang sengaja dibuat oleh penulis atau tidak.
Mengenai akhir cerita kita dilihatkan
akhirnya Seiji dan keluarganya pindah rumah dan Ayako sekali lagi muncul saat
itu untuk membantu angkat-angkat barang. Kita dilihatkan sebuah kehangatan
keluarga dengan interaksi antara Seiji, Ayako, dan Seichii. Disini kondisi
Misako tidak dijelaskan secara jelas. Tapi bisa dilihat dari suasana dan
kondisi tersebut, memberikan kesan lebih baik daripada sebelumnya. Karena
perihal gangguan kesehatan mental membutuhkan waktu.
Terus juga tidak diperlihatkan bagaimana
reaksi para tetangga ketika Seiji dan keluarganya pindah rumah. Padahal itu
menarik sih, walaupun ditampilkan sedikit. Kemudian ada sambungan lagi setelah
akhir cerita yang lebih berfokuskan ke tokoh Manami. Disini kita diperlihatkan
bagaimana perasaan Manami terhadap Seiji dan perihal pekerjaan didalamnya.
Pada intinya, semuanya disampaikan dengan
baik, indah, dan berkesan untukku. Secara keseluruhan novel ini sangat bagus,
pemabangunan ceritanya yang perlahan-lahan, ada isu penting yang diangkat dalam
ceritanya, narasinya enak dan nyaman dibaca, banyak hal penting yang
disampaikan dalam novel ini, dan juga pesan kepada para pembacanya. Bahwa kita
tidak terlambat selama kita masih berusaha. Novel ini sangat aku recommended,
sebuah bacaan yang indah, menghangatkan, dan sangat berkesan.
My rated: 9/10
Baca juga: Review Novel The Travelling Cat Chronicles Karya Arikawa Hiro
***
Komentar
Posting Komentar