Judul: Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan
Penulis: Haruki Murakami
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tebal: 262 halaman ; 13, 5 cm x 20 cm
ISBN: 978-602-481-766-4
BLURB
Mungkinkah kita memahami orang lain
sepenuhnya – seberapa dalam pun kita mencintai orang itu?
Haruki Murakami menjelajahi berbagai selip
dan selisih yang mungkin terjadi dalam hubungan laki-laki dan perempuan melalui
tujuh cerita dalam buku ini. Kita bisa bercermin lewat perbagai tokoh dalam
beragam usia: siswa SMA; mahasiswa yang baru mulai kuliah; dokter bedah
plastik; aktor; bartender, dan mereka yang sudah lewat tiga puluh maupun
memasuki usia paruh baya.
Yang unik, para laki-laki dalam kumpulan
cerpen Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan tidak sepenuhnya tanpa perempuan.
Hampir semua justru punya pasangan atau kekasih, bahkan istri. Jadi siapa dan
bagaimana yang disebut “Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan” itu?
***
SISI LAIN KEHIDUPAN PARA LELAKI DAN BELAJAR MENGHARGAI PERASAAN LAKI-LAKI
Buku ini terbagi jadi 7 cerpen. Setiap cerpen
mempunyai daya tariknya masing-masing dan pembahasan di dalamnya bagiku sangat
menarik dan cukup berkesan. Di buku ini penulis mencoba mengeksplor hal-hal
yang berkaitan dengan hubungan antara laki-laki dan perempuan, dan dampak yang
terjadi bagi laki-laki ketika mengalami hal tersebut.
Pembawaan penulis dari buku cerpen ini aku
sangat suka, narasinya enak dibaca, enak diikuti, sederhana, simpel, pembaca
kayak diajak ngobrol dalam cerpen-cerpen ini. Narasi dan gaya penulis bikin aku
merasa dekat dengan para tokoh yang diceritakan. Penyampaiannya tidak kaku,
santai, sederhana, tapi tidak mengurangi nilai dari cerpen tersebut.
Cerita yang dibawa penulis disini padahal
tentang keseharian biasa, tapi ada emosi yang di dapat dari isi ceritanya. Ada
rasa hampa, sedih, perih setelah membacanya. Penulis membuat pembaca merasakan
kehidupan para lelaki di dalam ceritanya. Perasaan putus asa, patah hati,
sedih, kehilangan arah, dan lainnya, membuat pembaca bisa melihat sisi lain
dari kehidupan para lelaki.
Dalam buku ini kita diperlihatkan bahwa
laki-laki itu sebenarnya memiliki perasaan yang sensitif juga. Laki-laki itu
punya sisi emosional, sensitif, dan lainnya, tetapi jarang diperlihatkan atau
ditunjukkan. Banyak sisi-sisi yang jarang diketahui mengenai kehidupan
laki-laki dan diungkapkan oleh penulis dengan sentuhan surealis.
Karena ini buku pertama Haruki Murakama yang
ku baca, aku cukup terkejut dengan gaya surealisnya yang aneh dan unik, tapi
selalu ada pesan moral dan nilai kehidupan di setiap ceritanya. Terkadang
laki-laki merasa tertekan atau tidak bisa mengekspresikan emosinya karena stigma
masyarakat. Perasaan yang sensitif dan emosional seolah menjadi aib bagi
laki-laki, karena adanya stigma tadi.
Padahal laki-laki juga manusia, memiliki
perasaan dan sisi emosional dalam dirinya. Apakah seorang lelaki tidak boleh
menangis? Apakah seorang lelaki tidak boleh bersedih? Seolah menangis dan
bersedih menjadi suatu aib bagi para lelaki. Makanya melalui buku ini penulis
ingin pembaca untuk sadar dan belajar lebih menghargai perasaan laki-laki.
Kemudian di buku ini juga banyak adegan dewasanya.
Jadi diharapkan cukup umur ketika membaca bukunya. Beberapa cerita juga
terkesan menggantung dan meninggalkan pertanyaan bagi pembacanya.. Apalagi
dengan gaya tulisannya yang surealis, membuat pembacanya untuk menafsirkan
sendiri maksud dari cerita tersebut.
Aku suka penulis sangat baik dalam
menyampaikan ceritanya. Bahasa dan pemilihan kata penulis membuat pengalaman
membaca ceritanya menjadi sesuatu yang nyaman untuk dinikmati, berkesan, dan
meninggalkan pesan moral atau nilai kehidupan, Misalnya di cerita pertama ‘Drive
My Car’, ini cerita yang paling aku suka.
Semua penyampaian, masalah si lelaki, dan
dialog antar tokohnya yang paling aku suka. Rasanya seperti ikut hadir ke dalam
ceritanya dan ikut duduk disitu, mendengarkan curahan hati si tokoh utama.
Penulis bisa menarasikan ceritanya yang membuat para pembaca merasa nyaman,
menyentuh, dan menguras perasaan ketika membaca cerita-ceritanya dan itu yang
aku rasakan selama membaca buku cerpen ini.
Terakhir, buku ini aku rekomendasi buat
teman-teman untuk mengetahui bagaimana sisi lain dari kehidupan para lelaki
ketika mengalami sesuatu yang berhubungan dengan perempuan.
My rated: 8,5/10
***
Komentar
Posting Komentar