Judul:
Cinderella Addiction: The Other Cinderella
Penulis:
Akiyoshi Rikako
Penerjemah:
Asri Pratiwi Wulandari
Penerbit:
Haru
Tahun
Terbit: Juli 2022
Tebal:
264 halaman ; 19 cm
ISBN:
978-623-7351-94-8
BLURB
Aku
hanya ingin bahagia....
***
SISI GELAP MANUSIA, PLOT TWIST YANG TIDAK DISANGKA, DAN BEBERAPA HAL YANG MENJANGGAL
Sangat
senang banget ketika karya Akiyoshi Rikako-sensei bakal terbit ke dalam
bahasa Indonesia. War PO kemaren alhamdulillah dapat yang bertanda tangan,
walaupun gugup juga sih, bakal kebagian atau nggak. Soalnya belum sampe 1
menit, langsung habis loh PO bertanda tangannya. Gila dah. Dengan banyaknya
peminat dan antusias para pembaca di Indonesia, apakah novel Akiyoshi Rikako
ini worth it untuk dibaca? Jawabannya sangat iya. Kita bahas satu-satu.
Di
awal halaman kita pembaca langsung diberikan sebuah narasi berita yang mengatakan
terjadinya kematian beberapa murid dan pengajar sekolah yang masih belum
diketahui penyebabnya, dan seterusnya... Narasi berita ini nantinya akan
terjawab di akhir cerita. Apa maksud dari narasi tersebut dan kenapa beberapa
murid dan pengajar sekolah meninggal dunia.
Pada
novel ini terbagi tiga sudut pandang, yaitu Sakura, Kota, dan Kaori. Yang unik
adalah pada bab Kaori, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang
pertama. Seakan-akan penulis ingin pembaca tahu bagaimana perasaan dan pola
pikir seorang anak yang ditinggal oleh ibunya dan hidup bersama ayahnya (Kota).
Karakter
setiap tokoh digambarkan manusiawi dan itu semua terlihat dalam isi novel ini.
Hampir semua tokohnya bikin emosi.
Pada
awal cerita kita dilihatkan bagaimana malang dan menyedihkannya kehidupan
Sakura. Merawat ayahnya, kakeknya, dan Chika (adiknya) yang membuat Sakura
merasa terbebani dan ingin keluar dari lingkungan itu. Di cerita pun
digambarkan bagaimana kehidupan keluarga Sakura yang terkadang membuatku kesal
dan jengkel. Kakek yang sakit-sakitan, Ayah yang selalu mabuk dan malas
bekerja, dan Chika yang masih menempuh pendidikan.
Semenjak
ditinggal oleh ibunya, Sakura disini menjadi tulang punggung keluarga dan juga
merawat ayah, kakek, dan Chika. Kilas balik pada tokoh Sakura cukup menggambarkan
bagaimana perasaan Sakura oleh sosok ibu yang penting dalam keluarga.
Oh
iya, ada Emi juga sebagai teman kecilnya Sakura, yang sangat tidak tau diri dan
tidak mempunyai perasaan atau membaca situasi ketika berbicara dengan
seseorang. Pokoknya Sakura disini sangat tersiksa dan ingin merasakan juga
hidup bahagia. Melihat ini membuat Sakura ingin seperti Cinderella, berharap
ada pangeran yang menyelamatkan hidupnya dan hidup bahagia layaknya seperti di dongeng.
Penulis
menarasikan penderitaan Sakura ini membuat kita sebagai pembaca jadi merasa iba
dan ikut merasakan apa yang dirasakan Sakura. Penulis bisa menarik hati pembaca
dengan narasinya yang sangat enak dibaca, seru, sangat page turner, dan
juga bikin emosi pembaca jadi campur aduk.
Kota
sebagai ayah tunggal disini bisa ditebak perannya, yaitu sebagai ‘pangeran’
dalam hidup Sakura. Ditambah juga Kaori yang menginginkan sosok ibu dalam
keluarganya. Keputusan Kota menikahi Sakura disini sangat terburu-buru dan
terlalu cepat menurutku. Mungkin penulis sengaja membuat cerita seperti itu
agar ada pelajaran yang diambil dari pernikahan tersebut.
Konflik
pada novel ini bermula pada Kaori. Perlahan sisi gelapnya Kota dan Kaori mulai
terungkap ketika Sakura masuk kedalam keluarga tersebut. Untuk beberapa saat,
aku istirahat membaca novel ini sebentar, karena panas sendiri melihat sifat
aslinya Kota yang sangat tidak wajar. Terutama kelakuan Kaori yang sangat
sangat sangat bikin jengkellll dan gila dah.
Membayangkan
anak umur 8 tahun melakukan perbuatan seperti itu, bukankah itu sudah masuk ke
kategori adanya kelainan jiwa atau sakit jiwa? Apalagi ketika momen Kaori
bersama Kumi. Itu gila sih. Bikin aku gak habis pikir. Memang, banyak
tekanan-tekanan yang dihadapi Kaori ketika di sekolah, yang mungkin, tekanan
tersebut mempengaruhi emosi dan kejiwaan Kaori itu sendiri.
Di
novel ini tidak dijelaskan bagaimana masa lalu Kota ataupun Kaori, yang
menyebabkan sifat mereka ternyata seperti itu. Konflik awalnya sepele, yang
ternyata berubah menjadi besar. Dari konflik ini, bahwa pentingnya komunikasi,
bicara jujur apa adanya, dan tidak ada tekanan satu sama lain.
Kemudian
yang bikin aku agak aneh adalah ketika Sakura mau memaafkan perbuatan dan
kelakuan Kota dan Kaori, dan kembali ke keluaga itu. Aku pikir karena Sakura
ini dilema atau bimbang, menjalani dan memulai kehidupan sekarang dari awal
atau kembali menguruh ayahnya dan Chika. Perihal itu, menurutku Sakura ini tersugesti
dengan cerita Cinderrela itu sendiri. Itulah kenapa judulnya Cinderrela
Addiction.
***
Setelah
itu, masuklah titik klimaks cerita dan mulailah terlihat betapa ‘sakitnya’
keluarga ini. Aku pas baca pun cuman bilang, ‘hah?! Astaga gila sih ini’. Gak
habis pikir satu keluarga melakukan itu. Plot twist diakhir cerita ini
akan menjawab maksud dari narasi berita diawal cerita, dan penulis sukses
membuatku terkejut dan bikin perasaan jadi tidak nyaman ketika membacanya.
Tidak pernah diragukan lagi kalo Akiyoshi Rikako-sensei memberikan
kejutan-kejutan dalam ceritanya.
Untuk
akhir ceritanya aku sangat suka. Terkesan sangat kelam dan meninggalkan bekas
tidak nyaman ke para pembacanya. Apalagi situasi dan kondisi yang terjadi, digambarkan
sangat mengerikan. Kesannya mirip dengan novel Holy Mother.
Namun,
ada beberapa hal yang menjangkal dalam novel ini. Pertama, perubahan sikap dan
karakter Sakura yang sangat berubah drastis menjelang akhir cerita. Perubahan yang
sangat mendadak ini, entah kenapa buat aku kurang nyaman ketika membacanya.
Maksudku, kok mendadak banget langsung berubah seperti itu, tanpa ada diberi
kejelasan lebih lanjut.
Kedua,
mengenai tokoh Asuka, yang kayaknya mengalami kekerasan oleh ibunya. Pada
pembahasan ini, Asuka disini semacam penjelasan latar belakang tokoh Sakura
yang mengalami trauma terhadap ibunya. Pembahasan Asuka hanya semacam pelengkap
cerita yang sebenarnya memiliki potensi untuk dimasukkan kedalam inti cerita
dan bakal menarik sih.
Pesan
yang disampaikan pada novel ini tersampaikan sangat jelas. Bahwa, pentingnya
memikirkan matang-matang soal pernikahan; pentingnya komunikasi dan terbuka
satu sama lain; dan hidup tidak seindah dongeng yang kita baca. Setidaknya itu
poin penting yang aku petik dari novel ini.
Dari
novel ini juga, penulis memperlihatkan sisi gelap manusia yang mengerikan dan
itu memang ada disekitaran lingkungan kita. Isu yang diangkat juga menyinggung
tentang kehidupan, sehingga pembaca merasa relate dan dekat dengan
cerita novel tersebut.
Selesai
membaca novel ini membuat aku gamang dan meninggalkan kesan tersendiri. Banyak
kejutan-kejutan yang tidak dikira oleh pembaca, gaya narasi yang sangat nyaman
dibaca, tentu membuat emosi pembaca naik turun juga, dan novel itu sendiri
memberikan pesan dan nilai kepada pembacanya. Sangat rekomen novel Cinderella
Addiction ini buatku dibaca untuk teman-teman.
Tambahan,
untuk cover novelnya, wuaaahh cantiknya kayak gimana gitu. Perpaduan antara tone
warna, estetik dan perempuannya, memberikan kesan cantiknya menjadi cantik yang
benuansa gelap dan kelam.
Kemudian
yang aku suka juga adalah keterangan bab yang terletak di bawah kanan sebelah
nomor halaman. Walaupun ini hal kecil, tapi ini sangat mempengaruhi kenyaman
pembaca, dan membantu pembaca yang stop di tengah cerita, terus pengen
baca lagi, tinggal liat kanan bawah aja, babnya siapa yang lagi siapa. Ini
sangat membantu sih menurutku.
My
rated: 9/10
***
👌👍✍
BalasHapus