Judul: The Midnight Library
Penulis: Matt Haig
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan ke-6, Januari 2022
Tebal: 368 halaman, 20 cm
ISBN: 9786020649320
BLURB
Di antara kehidupan dan kematian terdapat sebuah perpustakaan yang
jumlah bukunya tak terhingga. Tiap-tiap buku menyediakan satu kesempatan untuk
mencoba kehidupan lain yang bisa dijalani sehingga kau bisa melihat apa yang
terjadi kalau kau mengambil keputusan-keputusan berbeda... Akankah kau
melakukan apa pun secara berbeda jika kau mendapat kesempatan untuk membatalkan
penyesalan-penyesalanmu? Benarkah kehidupan lain akan jauh lebih baik?
Nora Seed harus membuat keputusan. Ia dihadapkan pada kemungkinan
bisa mengubah hidupnya, memiliki karier yang berbeda, tidak putus dari mantan
kekasih, dan mewujudkan mimpinya sebagai glasiolog. Ia menjelajahi Perpustakaan
Tengah Malam untuk memutuskan apa sebenarnya yang menjadikan hidup pantas
dijalani. Setelah kehidupan yang diisi berbagai penyesalan dan kegagalan,
akankah Nora Seed akhirnya mendapatkan kehidupan yang bisa memberinya
kebahagiaan sejati?
***
PERJALANAN NORA SEED, PENYESALAN DAN KEBAHAGIAAN, DAN MAKNA KEHIDUPAN
Alur novel ini berfokus pada tokoh Nora Seed, dan menggunakan sudut
pandang orang ketiga. Jadi kita diajak untuk memahami dan merasakan emosi dan
perasaan Nora. Narasi dan pembawaan penulis pada novel ini enak diikuti dan
nyaman untuk dibaca. Momen ketika Mrs. Elm muncul dan menjadi penjaga
Perpustakaan Tengah Malam itu, aku sempat agak bingung. Ini orang siapa
sebenarnya? Dengan berjalannya cerita, bahwa dijelaskan Mrs. Elm ini semacam
perwujudan dari pikirannya Nora.
Alur ceritanya di awal sampai pertengahan lumayan lambat. Tetapi
sesudah pertengahan, alurnya lumayan cepat. Perkembangan tokoh, terutama Nora,
aku suka banget. Gradual, perlahan, sampai akhirnya ia mendapatkan kesimpulan
atas jalan hidupnya sendiri.
Kondisi Nora di awal cerita digambarkan sangat suram, tidak mempunyai
masa depan, dan kelam. Juga hubungan Nora dengan keluarga, pacar atau
sahabatnya yang digambarkan renggang, dan tentu saja karena keputusan-keputusan
yang diambil Nora yang membuat dirinya menyesal atas keputusan tersebut.
Latar belakang tokoh yang berhubungan dengan Nora disampaikan
ketika Nora menjalani kehidupan lainnya. Semua dinarasikan dengan apik, rapi,
dan tersampaikan ke pembaca. Ada satu yang mengganjal dipikiranku adalah
mengenai tokoh Hugo yang sampai akhir cerita tidak ada diceritakan. Hugo kan
mengatakan bahwa banyak orang-orang yang seperti kita, yaitu orang-orang yang
berada di antara kehidupan dan kematian. Sosok Hugo ini menurutku cukup penting
dan memberikan dampak tersendiri pada tokoh utama, tapi di akhir cerita, sosok
Hugo tidak pernah diperlihatkan lagi. Mungkin, karena alurnya berfokus pada
Nora Seed, jadi tokoh yang lainnya hanya melengkapi dan menjelaskan masa lalu
Nora sebagai tokoh utama.
Novel Perpustakaan Tengah Malam ini seperti obat atas diriku
sendiri. Tema yang diangkat sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari.
Pembahasan dan pesan cerita yang disampaikan penulis mudah dimengerti dan
sangat berkesan buatku saat membacanya. Membaca novel ini membuatku merasa
dekat dengan tokoh Nora Seed yang menderita dan berjuang dengan kehidupannya.
Keputusasaan, depresi, kesepian, dan kehidupan yang tidak mendukung keadaan,
aku pikir kita semua pasti mengalami semua hal itu.
Satu per satu kehidupan Nora jalani, dan pada akhirnya tidak ada
yang baik dan pantas bagi dirinya. Jujur novel ini adalah buku self-improvement
berkedok fiksi. Bagaimana penulis merumuskan sebuah cerita fiksi, tapi
sekaligus memberikan sentuhan realita kehidupan, itu sangat baik dan indah
menurutku.
Isu yang diangkat pada novel ini cukup beragam. Mulai dari konflik,
keluarga, persahabatan, romansa, hubungan antar manusia, mimpi dan cita-cita,
dan hubungan dengan peliharaan juga. Setidaknya itu yang aku dapat ketika
membacanya. Dengan beragamnya isu yang diangkat, membuat novel ini menjadi
kaya, penuh makna dan berkesan bagi pembaca.
Yang aku suka juga dari novel ini adalah pembahasan mengenai fisika
kuantum dan multiverse atau kehidupan lain dari diri kita sendiri di
semesta yang berbeda. Dengan dimasukan unsur science-fiction, kemudian
penjelasan dan pembahasan yang menggugah rasa penasaran pembaca, ternyata tidak
merusak alur cerita. Justru pembahasan itu menarik dan aku jadi kepikiran.
Bagaimana misalnya ada diriku di semesta yang lain dengan takdir yang berbeda
dengan diriku yang sekarang? Makanya sangat cocok konsep Perpustakaan Tengah
Malam ini dimasukkan ke teori Fisika Kuantum.
Untuk bagian endingnya aku ikut merasakan puas. Setelah melewati
banyak lika-liku ‘kehidupan lain’ yang Nora coba dan perjuangan Nora dalam
menjalani kehidupannya, memberikan rasa kepuasan dan berkesan buat aku sendiri.
Karena dari awal kita mengikuti kehidupan Nora dan perjalanannya, sehingga
karakter dan tokoh Nora sangat membekas dalam benak pembaca.
Kesimpulan pada novel setelah membaca dari awal sampai akhir, bahwa
penyesalan-penyesalan yang pernah kita alami adalah bagian dari hidup dan kita
harus menjalaninya. Susah-senang, sedih-bahagia, di atas-di bawah, merupakan
perjalanan dan rintangan hidup yang dilalui setiap individu. Belum ada kata
terlambat untuk bangkit kembali dari kesedihan dan penyesalan hidup yang pernah
kita ambil. Bukankah dari penyesalan itu kita dapat mengambil hikmah dan
pelajaran hidup dibaliknya?
Terakhir, sebenarnya masih banyak lagi tapi takut kepanjangan
nantinya. Novel ini sangat recommended banget dan berkesan buat aku.
Banyak pesan-pesan yang bisa kita petik dari perjalanan Nora dan perjuangannya
dalam mencari makna kehidupannya. Membaca novel ini membuat aku merasa dekat
dengan tokoh Nora Seed, dan ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh tersebut.
My rated: 10/10
***
Komentar
Posting Komentar