Judul: Memory Bookstore
Penulis: Choung Myung Seob
Penerbit: BACA
Tahun Terbit: April 2022
Tebal: 301 halaman
ISBN: 978-602-6486-69-1
BLURB
Profesor Yoo Myeong Woo adalah seorang dosen ternama sekaligus
publik figur yang terkenal gemar mengoleksi buku kuno. Suatu hari, Profesor Yoo
Myeong Woo mengumumkan secara tiba-tiba bahwa dia ingin pensiun, baik dari
pekerjaannya sebagai dosen maupun pengisi acara di TV dan radio. Sebagai
gantinya, dia akan membuka sebuah toko buku bernama Memory Bookstore untuk menjual
buku-buku kuno koleksinya.
Ternyata Memory Bookstore adalah perangkap yang sengaja dibuat untuk
memancing pembunuh berjulukan Pemburu yang menghabisi nyawa istri dan anaknya,
serta menyebabkan kakinya harus diamputasi 15 tahun lalu. Saat peristiwa itu
terjadi, Profesor Yoo Myeong secara tidak sengaja mengetahui kecintaan Pemburu
terhadap buku kuno, sehingga dia yakin Pemburu akan mendatangi toko bukunya.
Melalui toko yang hanya dapat dikunjungi setelah membuat janji,
Profesor Yoo Myeong Woo menemui berbagai calon pembeli yang empat diantaranya
diduga sebagai Pemburu. Tersangka pertama adalah seorang perngrajin kayu
bernama Kim Seong Gon yang jelas-jelas memperlihatkan kecintaannya terhadap
buku. Tersangka kedua adalah Jo Se Joon, seorang Youtuber yang kelihatannya
tidak menyukai buku kuno dan hanya datang untuk mengajaknya menulis buku
tentang tragedi 15 tahun lalu. Tersangka ketiga adalah Kim Sae Byeok yang
mengaku tidak tertarik terhadap buku kuno, serta memberikan kesan janggal dan
memperlihatkan gelagat mencurigakan. Terakhir adalah Oh Hyeong Shik, sosok yang
terlihat seperti ayah penyayang, tetapi sebenarnya suka memukuli putranya yang
berusia lima atau enam tahun.
Lalu, apakah keputusannya tepat? Apakah Pemburu memang bersembunyi
di balik topeng salah satu tersangka yang semakin terlihat mencurigakan itu?
***
KOMENTARKU MENGENAI NOVEL MEMORY BOOKSTORE
Melalui blurb tadi sudah tergambarkan bagaimana isi novel
Memory Bookstore ini. Sebuah novel misteri pada umumnya, yang menebak siapa
pelaku pembunuhan keluarga si profesor yang ternyata sempat berkunjung ke
Memory Bookstore. Empat tersangka dengan latar belakang yang berbeda-beda, kita
diajak untuk ikut menebak siapa si Pemburu dengan informasi yang masih
terpotong-potong. Yang unik dalam novel ini adalah mengangkat buku kuno sebagai
motif misteri dan sangat page turner. Baca novel ini, saking candunya,
baca 50 halaman atau 100 halaman gak kerasa. Karena seru bener dan jalan
ceritanya enak banget dibaca.
Alur cerita dari novel ini maju-mundur dan lambat. Di awal cerita
kita langsung dilihatkan aksi si Pemburu membunuh seorang perempuan. Adegan
pembunuhannya cukup sadis dan berdarah-darah. Aku pas baca lumayan gak nyaman,
karena penggambarannya yang cukup detail.
Di novel ini digambarkan bagaimana hubungan Profesor dengan
keluarganya yang kurang akrab dan terasa renggang. Disatu sisi karena sifat
profesor saat itu sangat keras kepala, yang berakhir menyalahkan dirinya
sendiri atas terbunuhnya keluarganya di tangan si Pemburu. Emosi dan penyesalan
si Profesor di novel ini membuat sifatnya perlahan berubah dan menaruh dendam
kepada si Pemburu.
Dengan keadaan tubuh yang terbatas, tidak menutup kemugkinan bahwa
Profesor sangat mempersiapkan segalanya. Mulai dari siasatnya memancing dan
mengelabui Pemburu, sampai ambisinya untuk membalaskan dendam keluarganya.
Latar belakang setiap tokoh tersampaikan dengan baik, mulai dari
kisah lalu Profesor dengan keluarganya yang kurang harmonis, masa lalu Pemburu,
dan juga empat tokoh yang diduga tersangka oleh Profesor, walaupun hanya
singkat saja. Misalnya beberapa tokoh pas di bagian akhir terungkap latar
belakang tokoh tersebut dan dijelaskan secara singkat.
Motif misteri di novel ini sangat menarik, yaitu mengenai buku kuno
yang ternyata si Pemburu dan Profesor juga pecinta buku kuno. Di novel ini
penulis memberikan buku sebagai elemen utama dan itu mempengaruhi alur dan
perkembangan para tokoh utama. Oh iya, tokoh utama disini terdiri dari dua
yaitu si Pemburu dan si Profesor. Penulis disini menggunakan sudut pandang
orang ketiga, alurnya berfokus pada si Profesor yang mencari identitas si
Pemburu, dan aku sangat menikmati setiap narasi dan alur cerita yang dibawakan
penulis.
Dengan ditetapkan empat orang yang mencurigakan, aku mencoba
menebak siapa Pemburu sebenarnya diantara empat orang tersebut. Dan tebakanku
benar mwehehe. Memang penulis menggiring pembaca untuk membenarkan bahwa
Pemburu sebenarnya adalah si A misalnya. Tapi, dalam novel bergenre misteri
tidak semudah itu penyelesaian atau terungkapnya pelaku.
Penggiringan penulis untuk menganggap salah satu tokoh bukan
Pemburu, menurutku malah membuat kecurigaan tersendiri pas bacanya. Tapi yang
pasti, ketegangan ketika pencarian identitas dari empat tersangka dan
pertarungan Profesor dan Pemburu sangat seru sih. Lagi-lagi, penulis
menarasikan ceritanya dengan apik dan gampang diikuti keseluruhannya.
Menurutku, plot twist identitas Pemburunya agak gampang ditebak
oleh pembaca. Tapi yang bikin aku tercengang adalah balas dendam si Profesor
pada bagian akhir cerita. Jujur aku terkejut dan gak nyangka bakal kayak gitu.
Sangat sadis bener menurutku. Membayangkannya aja bikin badan merinding dah.
Kayak gimana? Silahkan baca sendiri novelnya. Kemudian ketika Profesor dan
Pemburu akhirnya dipertemukan kembali setelah 15 tahun lamanya, kita pembaca banyak
diperlihatkan adegan-adegan pertarungan yang seru diikuti.
Kemudian melihat keadaan yang dilakukan Profesor kayak dilema
moral, itu sebenarnya tidak bisa dikatakan benar tapi disatu sisi juga Profesor
harus melakukannya untuk memutus rantai pembunuhan dan dendam atas kematian
anak istrinya juga.
Kesimpulannya, novel ini cukup membekas buatku karena pembawaannya
yang ringan, cerita yang bikin candu karena ketegangan dan misteri yang
dibawakan penulis, dan ending yang cukup sadis. Secara keseluruhan novel Memory
Bookstore cukup rekomendasi buat yang pengen baca novel misteri tapi ceritanya
ringan ditambah narasi yang enak dibaca.
My rated: 10/10
***
Komentar
Posting Komentar