Judul: Penance
Penulis: Minato Kanae
Penerbit: Penerbit Haru
Penerjemah: Andry Setiawan
Tahun Terbit: Cetakan ke-4, Juli
2021
Tebal: 356 halaman ; 19 cm
ISBN: 978-623-7351-37-5
BLURB
“Meski Tuhan
mengampuni kalian, aku tidak.”
Lima belas
tahun lalu, seorang gadis kecil bernama Emily dibunuh di sebuah desa yang
tenang. Empat anak perempuan yang waktu itu sedang bermain bersama Emily tidak
bisa memberikan kesaksian yang berarti padahal mereka berjumpa dengan laki-laki
pembunuhnya. Akibatnya, penyelidikan pun mandek.
Ibu almarhumah
Emily tidak terima, memanggil keempat anak tersebut, kemudian mengancam mereka,
“Temukan pelakunya sebelum kasusnya kedaluwarsa, atau ganti rugi dengan cara
yang bisa kuterima. Jika tidak aku akan membalas dendam kepada kalian.”
Ketika keempat
anak yang menanggung beban besar di pundak mereka itu tumbuh dewasa, tragedi
demi tragedi pun terjadi secara beruntun.
***
GAMBARAN NOVEL
Novel ini terdiri dari beberapa
tokoh utama penting, yaitu: Sae, Maki, Akiko, Yuka, Emily, dan Asako-san
(ibunya Emily). Latar ceritanya bertempat di pedesaan yang dijuluki sebagai
udara terbersih di Jepang. Awal cerita dimulai saat Emily dan orangtuanya
datang dari Tokyo ke desa ini karena pekerjaan ayahnya sebagai direktur
perusahaan Adachi. Sae, Maki, Akiko, dan Yuka merupakan satu grup yang selalu
bermain bersama. Dengan hadirnya Emily, akhirnya ia ikut bergabung dengan grup
anak-anak tersebut.
Pada saat bermain bola voli, mereka
berlima kedatangan seorang laki-laki yang tidak dikenal. Laki-laki tadi meminta
bantuan kepada salah satu dari grup anak perempuan tersebut untuk menggantikan
kipas yang rusak di ruang ganti kolam renang. Satu per satu mereka mengajukan
diri, namun laki-laki tersebut memilih Emily karena proporsi tubuhnya lebih
cocok untuk membantunya. Merasa tidak dipilih, mereka berempat memilih untuk
ikut bersama-sama dengan lelaki tersebut. Namun ia menolak dengan alasan tempat
itu sangat sempit dan dapat membahayakan mereka.
Waktu hampir malam, Emily tidak
kunjung kembali. Mereka berempat mendatangi ke tempat yang dikatakan laki-laki
tersebut. Namun, yang mereka temukan adalah Emily seorang diri yang tergeletak
dengan mata terbuka, dan ia tidak bernapas lagi (mati). Setelah Asako-san
(ibunya Emily) mengetahui anaknya meninggal, ia menuntut keempat anak tersebut
untuk mencari pelakunya sebelum kasus ini kadaluarsa. Atau ganti rugi dengan
cara yang bisa kuterima. Jika tidak aku akan membalas dendam kepada kalian.
Dengan menanggung beban besar yang
mereka bawa sampai dewasa, tragedi demi
tragedi pun terjadi secara beruntun. Apa yang terjadi pada mereka berempat saat
dewasa? Siapakah pembunuh Emily? Apa tujuannya?
***
TRAUMA YANG MENGUBAH SEGALANYA
Sebelumnya ada novel Confessions yang
sangat gelap dan kelam ceritanya (Bagi yang belum baca review novel Confession bisa klik disini). Sekarang di novel ini pun juga memiliki
nuansa cerita yang lebih gelap tapi dengan alur yang agak lambat dan perlahan dari
Confessions. Setiap tokoh memberikan pengakuan dan menceritakan kembali mengenai
apa yang terjadi pada Emily. Penokohan dari sifat, karakter, emosi yang
di tulis oleh Minato Kanae sangat bikin pembaca merasa tidak nyaman dan sangat
gelap.
Narasi dan gaya penulisan yang
sangat khas, membuat cerita yang disajikan memiliki kesannya tersendiri. Bagi
yang sudah baca dua novel Minato Kanae (Confessions dan Penance) pasti tau lah
gaya penulisannya. Elemen gelap, kelam, bikin gak enak, emosi naik turun,
membuat pembaca bisa merasakan bagaimana trauma yang mereka rasakan, mulai dari
kecil sampai mereka dewasa yang akhirnya membuat mereka masing-masing melakukan
sesuatu yang bisa dikatakan ‘penebusan dosa’ terhadap apa yang terjadi pada
Emily.
Isu yang diangkat di novel ini
menekankan ke aspek ‘trauma’. Trauma yang dialami dari kecil sangat berdampak
besar dengan kehidupan dewasanya mendatang. Ini yang terjadi pada tiap
tokoh-tokoh di novel Penance. Dengan trauma tersebut, membuat mereka merasa paranoid,
ketakutan, bahkan menyerang ke psikis. Di tambah juga latar belakang tokoh yang
membuat trauma tersebut menjadi lebih kompleks.
Isu yang diangkat oleh Minato Kanae
di novel Penance ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Banyak
orang-orang yang mengalami trauma, dan itu tidak sembuh-sembuh. Misalnya saja,
anak laki-laki yang pernah dicakar tangannya oleh kucing, kemudian merasa takut
saat berpapasan atau melihat kucing, itu adalah trauma. Maka perlunya orang
sekitar, entah itu keluarga, teman, atau siapapun untuk selalu peduli dengan
isu trauma ini.
Jangan diejek atau mem-bully orang
yang mengalami trauma. Itu bisa memperparah keadaannya bahkan bisa
berkepanjangan sampai dewasa nanti. Perlu kesadaran bersama untuk selalu men-support
orang-orang sekitar yang mengalami trauma.
Terus terang, narasi yang
diceritakan dari setiap tokoh itu sangat-sangat membuat aku merasakan
kepedihan, kesengsaraan, kegelapan, kesedihan dan macam-macam dah. Baca ini
bikin emosi naik turun, dan peringatan juga bagi yang mengalami Bipolar, sangat
tidak disarankan untuk membaca novel ini.
Di samping isu trauma yang diangkat,
novel ini juga mengandung unsur sexual yang bikin gak enak. Sumpah gak enak
banget. Jadi perhatian bagi yang pengen baca, novel ini ditujukan untuk yang
berumur 17+.
Twist dari setiap babnya aku suka.
Di setiap bab kita pembaca diberikan bermacam-macam tragedi, dan itu bikin
emosi naik turun dan juga mungkin terjadi di beberapa lingkungan sosial kita atau
beberapa orang di dunia ini. Misalnya Sae yang diperlakukan seperti ‘boneka’ oleh suaminya karena memiliki fetish yang aneh; Yuka
yang memiliki fetish dengan laki-laki polisi (siapa pun itu).
Untuk endingnya, speechless. Apalagi
pas tau kebenarannya. Shock dan merinding juga. Mungkin ini berbeda
dengan novel Confessions yang endingnya sangat ‘gila banget’. Di novel Penance
ini, kita diberikan perasaan yang pahit, sedih, kelam, gelap, dan lainnya. Rasa
kasihan yang lebih kerasa bagiku pas baca endingnya. Jika mereka berempat tidak
dituntut dan ditekan oleh Asako-san, aku pikir mereka berempat menjadi orang
yang bisa menjalani kehidupannya dengan normal.
Nilai moral yang dapat di ambil dari
novel ini diantaranya menurutku, “hati-hati dalam berkata sesuatu, apalagi
sampai membuat trauma berkepanjangan yang mengganggu kehidupan sehari-hari
seseorang. Perlunya bijaksana dan mengontrol diri yang sedang marah sekaligus
sedih, agar tidak mengatakan sesuatu yang membuat seseorang tersebut merasakan
bersalah seumur hidup dan menjadi trauma berkepanjangan.”
Mungkin bagi teman-teman yang
bingung pas baca di bagian akhir babnya Asako-san, itu kayanya penulis
memberikan kebebasan kepada para pembaca untuk menentukan tokoh tersebut apakah
dibunuh, bunuh diri, atau apapun. Soalnya tidak diberi keterangan lebih lanjut
oleh penulisnya mengenai kondisi tokoh tersebut.
Untuk cover novelnya, sekilas memang
terkesan cerah dan indah, tapi isinya berkebalikan dengan covernya. Tone
warnanya aku suka, menggambarkan keadaan saat Emily dibawa oleh laki-laki
misterius, yaitu waktunya sore menjelang terbenam matahari. Ada
beberapa petunjuk di covernya juga, yang membuat aura misterinya keluar.
Terakhir, alur dan nuansa antara
Confessions dan Penance agak mirip-mirip menurutku. Di Penance, emosi pembaca
perlahan-lahan untuk merasakan kegelapan dan kekelaman cerita tersebut. Mungkin
ada beberapa perpindahan sudut pandang yang bikin aku agak kebingungan. Tapi
tetap enak di baca kok. Psychology, thriller, dan misteri yang sangat recommended
banget dari aku. Gak heran Minato Kanae dapat banyak penghargaan. Wajib
baca!!!
Terima kasih yang sudah membaca
ulasan singkat ini. Terutama yang membaca sampai habis. Mohon maaf kalau ada
kata-kata yang menyinggung atau kalimat yang kurang memuaskan pembaca.
Salam penikmat buku...
My Rated: 10/10
Komentar
Posting Komentar