Judul: Colorful
Penulis: Mori Eto
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: Baca
Tahun Terbit: Februari 2022
Tebal: xii + 259 halaman
ISBN: 978-602-6486-68-4
BLURB
Aku adalah jiwa yang baru saja meninggalkan tubuhku. Dihadapanku
tahu-tahu muncul malaikat bernama Purapura. Dia bilang aku berdosa besar
sehingga sebenarnya tidak dapat lahir kembali. Namun, karena aku memenangkan
undian, aku diberikan kesempatan kedua.
Pada kesempatan kedua ini, aku bersemayam di tubuh seorang bocah
14 tahun bernama Makoto Kobayashi yang mencoba bunuh diri. Aku kecewa dan kesal
karena Makoto ternyata anak pengecut yang tak punya teman, keluarganya yang
tampak baik-baik saja juga penuh kepalsuan. Namun, aku tidak peduli karena ini
bukan kehidupanku yang sebenarnya. Aku berperilaku seenaknya tanpa peduli
respons orang-orang di sekitarku.
Lama-kelamaan aku mulai menyimak isi hati Makoto yang
sesungguhnya. Aku jadi menyadari kesalahpahaman Makoto terhadap orang-orang di
sekelilingnya. Sebenarnya hidup Makoto tidak monoton, melainkan penuh warna.
Aku ingin memanggil kembali jiwa Makoto ke tubuh yang sedang kupinjam ini demi
mengembalikan Makoto kepada keluarga dan teman-temannya. Untuk itu, aku haru
mengingat kesalahan yang telah kuperbuat pada kehidupanku yang lalu. Tinggal 24
jam sebelum batas waktunya. Apakah aku bisa berhasil.
***
KEHIDUPAN YANG PENUH WARNA, CERITA YANG INDAH DAN PENUH MAKNA, DAN KETEGUHAN HATI MAKOTO
Aku tidak tau bahwa novel ini ternyata sudah terbit lama, yang
terbit tahun 98 di Jepang dan menjadi salah satu novel klasik Jepang yang
populer dan dicintai oleh semua orang di seluruh dunia. Bahkan novel Colorful
ini diangkat menjadi anime dalam bentuh movie pada tahun 2010.
Jujur aku belum pernah nonton anime-nya, jadi tidak bisa membandingkan
antara kualitas cerita novelnya sama cerita di anime-nya.
Namun untuk novel Colorful ini, sesuai dengan judulnya, novel ini
penuh akan warna-warna kehidupan. Sebuah bacaan yang sangat indah dan penuh
akan makna mengenai pemahaman kita terhadap sudut pandang tentang kehidupan.
Aku suka konsep ceritanya yang mana seseorang diberi kesempatan kedua dalam
hidupnya dan mengingat kembali dosa besar yang telah dilakukan sebelumnya.
Apalagi di awal-awal cerita kita diberi sedikit bumbu misteri
mengenai dosa besar seperti apa yang dilakukannya dan siapa sosok sebenarnya
yang di dalam tubuh Makoto. Jujur ceritanya cukup nge-hook buatku,
terutama menggunakan sudut pandang orang pertama, membuat sosok Makoto yang
kelam, penuh penderitaan, dan kesedihan lainnya, bagiku lebih dapat emosinya.
Alurnya cerita yang mengalir membuat proses membacaku tidak terasa
dan menikmati setiap halaman perjalanan cerita hidup Makoto. Konflik yang
diangkat disini cukup padat bagiku, seperti perasaan putus asa, penolakan atau
diabaikan dilingkungan sosial, beban ekspektasi dan hubungan anggota keluarga, bullying,
suicide dan mental health, dan kesalahpahaman yang dialami Makoto,
itu digambarkan sangat apik oleh penulis. Dengan narasinya yang ringan dan
mudah diikuti, membuatku sebagai pembaca merasakan bagaimana perasaan atau
penderitaan Makoto.
Hal yang membuatku cukup tercengang adalah mengenai sosok Hiroka
yang menjadi perempuan malam. Terlepas penulis disini ingin memperlihatkan
realita dunia, tapi untuk anak yang masih SMP, umur 14 tahunan, yang rela melakukan
hal itu kepada para om-om, hanya karena ingin membeli barang-barang mahal yang
ia sukai, itu sesuatu yang tidak habis pikir bagiku.
Makanya dibeberapa dialognya, Makoto mengatakan dalam hatinya
dengan nada ironi bahwa Hiroka ini rela tubuhnya ditelanjangi dan dinikmati,
agar ia dapat membeli pakaian-pakaian mahal yang ia inginkan. Walaupun nanti
menjelang akhir novel, Hiroka ini mulai sadar akan konflik batin dirinya
sendiri. Biar bagaimanapun, aku yang membaca cukup merasakan sakitnya juga sih.
Kemudian sosok Shoko dalam novel ini bagiku memiliki peran penting
dan pemberi clue menjelang akhir novel mengenai kebenaran yang
dicari-cari Makoto. Memang diawal Shoko ini agak bikin kesel, tapi seiring
berjalannya cerita, akhirnya diungkapkan bagaimana latar belakang Shoko dulu
yang mengalami bullying, kenapa ia terobsesi dengan Makoto dan menganggap
sosok Makoto sebagai penyelamat hidupnya.
Mengetahui alasan yang disampaikan Shoko, itu cukup menyentuh
batinku dan berpikir bagaimana kehadiran seseorang bisa saja membuat hidup
orang lain lebih baik, bahkan merasa terselamatkan, walaupun orang itu tidak
melakukan apa-apa. Karena itu, aku suka interaksi dan perkembangan antara
Makoto dan Shoko.
Mitsuru juga, walaupun omongannya sangat pedas, menyindir dan
kasar, tapi dibalik kalimat itu ada rasa kepedulian seorang kakak terhadap
adiknya. Ya semacam tsundere. Untuk ibunya biar bagaimanapun aku tetap
sedih melihatnya merasa bersalah terhadap Makoto. Walaupun tetap saja
perbuatannya itu bagiku tidak bisa dimaafkan. Dan isi suratnya kepada Makoto
itu cukup emosional sih. Namun disatu sisi, isi surat itu ibunya seolah masih
tidak sepenuhnya merasa bersalah mengenai apa yang telah dilakukannya.
Percakapan antara Makoto dan ayahnya disini menarik dan kita
mengetahui berbagai macam alasan-alasan dan bagaimana keadaan seorang ayah yang
mencari uang mati-matian dan berusaha sekuat mungkin untuk menyenangkan
anak-anaknya. Bagiku percakapannya sangat menghangatkan hati dan itu
disampaikan dengan baik oleh penulis.
Itulah kenapa aku suka dinamika kehidupan anggota keluarga Makoto,
yang sedikit banyak pasti pernah dialami oleh setiap orang. Tentu semua tokoh
di novel ini mempunyai latar belakang kisahnya masing-masing, yang membuat feel
ceritanya lebih dapat dan kita bisa memahami atau paling tidak mengetahui
kondisi dan perasaan para tokoh tersebut.
Aku suka bagaimana kesalahpahaman Makoto terhadap orang sekitar,
perlahan-lahan mulai terungkap dan sadar bahwa kehidupan Makoto itu ternyata
penuh akan warna-warna. Perkembangan para tokoh dala novel ini aku sangat suka,
terutama si Makoto yang di awalnya terkesan kelam, gelap, monoton, namun dengan
proses hidupnya dan menyadari orang-orang sekitarnya, sedikit demi sedikit
mulai berubah, lebih terbuka, dan keteguhan hatinya untuk berjuang hidup.
Kemudian dalam novel ini kita bisa melihat bagaimana suicide itu
dampaknya sangat berpengaruh terhadap orang lain, terutama kepada keluarga
sendiri. Terus bagaimana kehadiran seseorang tersebut mampu menyelamatkan hidup
kita dan menjadi pemandu dalam kehidupan kita. Oh ya, kita juga diberitahu
nanti menjelang akhir novel, alasan kenapa Makoto melakukan suicide. Membaca
itu cukup sedih dan menyakitkan sih bagiku...
Pesan yang ingin disampaikan penulis disini menurutku bahwa suicide
itu bukanlah jalan keluar dari suatu masalah, pentingnya untuk
berkomunikasi dan bercerita, jangan dipendam dan mengambil kesimpulan sembarangan,
pentingnya menjaga mental health dan peduli satu sama lain, dan
hidup itu penuh warna-warna. Oleh karenanya, rangkaian cerita novel ini bagiku
sangat sangat sangat indah, istimewa dan penuh akan makna.
Kekurangan dalam novel ini, aku agak kebingungan untuk beberapa
dialog antar tokohnya. Terlepas apakah ini memang gaya penulisnya atau tidak,
tetap ini cukup membuatku harus agak mengulang-ulang membacanya. Terus tokoh
Saotome yang bagiku tidak terlalu banyak dapat lampu sorot dalam cerita,
walaupun sosoknya cukup berdampak pada perkembangan karakter Makoto.
Untuk ending-nya aku puas, lega dan sedih juga karena
akhirnya Makoto telah selesai melaksanakan tugas homestay-nya. Terutama
percakapan terakhir Makoto dengan Purapura, kayak aku sebagai pembaca ikut
terhanyut dalam ceritanya dan berharap ceritanya terus berlanjut. Mungkin
pilihan yang bijak bagi penulis untuk mengakhiri ceritanya seperti itu.
Walaupun aku sendiri agak penasaran mengenai pertemuan Makoto dengan Shoko
selanjutnya di ruang klub seni rupa.
Terakhir, novel ini sangat bagus, indah dan menghangatkan hati.
Penuh pelajaran, makna, dan alasan untuk tetap hidup. Sebenarnya masih banyak
lagi yang ingin kutulis, tapi takutnya ini sudah terlalu banyak. Sekali lagi
ini novel sangat bagus, sangat recommended dan juga carilah teman cerita
kalau ada masalah, jangan dipendam. Atau lampiaskan ke suatu hal, entah itu
olahraga, menulis, atau apapun itu. Tetap sehat-sehat ya wahai orang-orang
diluar sana...
My rated: 9,4/10
***
Komentar
Posting Komentar