Judul: Animal Farm
Penulis: Georger Orwell
Penerbit: Bentang
Tahun Terbit: Edisi II, cetakan ke-13, Desember 2021
Tebal: 144 halaman ; 20,5 cm
ISBN: 978-602-291-282-8
BLURB
Suatu malam, Major, si babi tua yang bijaksana, mengumpulkan para
binatang di peternakan untuk bercerita tentang mimpinya. Setelah sekian lama
hidup di bawah tirani manusia, Major mendapat visi bahwa kelak sebuah
pemberontakan akan dilakukan binatang terhadap manusia; menciptakan sebuah
dunia di mana binatang akan berkuasa atas dirinya sendiri.
Tak lama, pemberontakan benar-benar terjadi. Kekuasaan manusia
digulingkan di bawah pimpinan dua babi cerdas: Snowball dan Napoleon. Namun,
kekuasaan ternyata sungguh memabukkan. Demokrasi yang digaungkan perlahan
berbelok kembali menjadi tiran di mana pemimpin harus selalu benar. Dualisme
kepemimpinan tak bisa dibiarkan. Salah satu harus disingkirkan... walau harus
dengan kekerasan.
***
IDEALISME YANG BERBELOK, TOTALITERISME, DAN UTOPIA
Novel Animal Farm ini merupakan novel alegori politik yang
menyindir tentang totaliterisme Uni Soviet saat itu. Isi cerita menggambarkan
bagaimana binatang (buruh) ingin melakukan revolusi dan pemberontakan terhadap
manusia. Pada awal halaman, kita langsung diberi konflik dan permasalahan para
binatang dalam menyiapkan strategi pemberontakan. Alur cerita di awal cukup
cepat, dan aku agak susah mengikuti pengenalan tokoh di awal-awal cerita,
karena terlalu banyak informasi dan perlu mengingat-ingat nama-nama tokoh tadi.
Ketika mengikuti alur ceritanya, entah kenapa pada bagian tertentu perubahan
alurnya sangat mendadak dan aku sempat bingung mengenai kesambungan ceritanya,
dan harus bolak-balik lagi halaman supaya ngerti arah jalan ceritanya. Terus,
entah kenapa terjemahan pada novel ini agak kurang enak dibaca dan terkadang
kalimatnya agak kurang pas dengan kalimat selanjutnya, tentu ini opini pribadi
ya. Don’t hate me..
Penggambaran ceirta yang disampaikan penulis pada novel ini
menurutku sangat realistis, tepat, dan
ironi. Narasi dan penyampaian penulis mudah dan nyaman diikuti. Novel
ini memberi kesan tersendiri ketika selesai membacanya, awalnya menjunjung
tinggi kesetaraan dan pada akhirnya semua itu sama saja. Hanya tampilan luarnya
saja yang berbeda. Awalnya ingin menghilangkan penindasan, malah menciptakan
penindasan baru dengan nama yang berbeda.
Membaca novel ini membuatku terbayang bahwa pemberontakan dan
revolusi yang dilakukan para buruh untuk menghilangkan penindasan dan
kemiskinan, malah menciptakan penindasan baru dan kemiskinan yang semakin
parah. Bahkan terciptanya totaliterisme yang anti-kritis dan pemimpin selalu
benar dan harus dipatuhi.
Binatang pada novel ini representasi para buruh yang merasa
ditindas dan tidak mendapat hak yang adil. Oleh karenanya, mereka ingin
mengganti atau mengubah sistem tersebut yang membuat meraka mendapatkan hak
secara adil dan kesetaraan sosial. Namun sayangnya, itu semua sama saja, sistem
yang mereka ciptakan pada akhirnya sama seperti yang dulu, bahkan lebih
mengerikan dari sebelumnya.
Makanya, beberapa pemikir mengatakan bahwa komunisme itu terlalu
indah untuk diterapkan di dunia ini (utopia), dan sangat sulit juga untuk mempraktekkan
sistem tersebut. Makanya, tidak ada negara yang mutlak menganut komunisme.
Komunisme yang dimaksud adalah pemikiran dari Karl Marx dan Fredrich Engel
sebagai tokoh yang menciptakan sistem komunisme. Nanti selebihnya ditulisan
yang lain aja mengenai pembahasan komunisme ini, kalaunya sempat uhuhuhu.
Kekerasan dan kekejaman yang dilakukan Napoleon kepada para binatang
bikin aku membayangkan orang-orang zaman dulu yang mengalami hal tersebut.
Bagaimana mereka ditindas, diperas, dan tidak mendapat hak mereka secar adil.
Semua itu disampaikan sangat apik pada novel ini.
Begitu juga peran Squareal yang bagiku dia si ahli siasat atau
silat lidah, karena kemampuannya untuk meyakinkan para binatang bahwa apa yang
dilakukan Napoleon itu adalah benar. Padahal itu adalah salah. Bahkan ketika
para binatang mulai ragu dengan kebijakan Napoleon, Squareal selalu meyakinkan
para binatang untuk selalu percaya kepada Napoleon.
Pada akhirnya, tujuh peraturan yang dibuat ketika pemberontakan
berhasil, perlahan-lahan berubah yang secara tidak langsung mengatakan bahwa
para babi (Napoleon, Squareal, dan lain-lainnya) derajatnya lebih tinggi dari
binatang yang lain. Makanya, dengan berjalannya cerita, kok kebijakan Napoleon
perlahan kok makin aneh yak. Ternyata tujuan awalnya, memang pengen kayak gitu.
Gak heran, Snowball di fitnah.
Akhir dari cerita novel ini, bahwa nilai yang dijunjung mengenai
kesetaraan dan hak hidup yang adil sebelumnya, perlahan menghilang dan
menciptakan sistem totaliterisme. Awalnya ingin mengganti sistem sebelumnya
yang dinilai tidak adil dan menindas, justru menciptakan sistem baru yang ternyata
sama saja seperti sebelumnya. Yang membedakan hanya sebutan atau tampilan
luarnya saja. Sama bagaimana nasib para buruh atau pekerja yang dicuci otaknya
untuk yakin dan membenarkan apa yang dilakukan atau dikatakan pemimpinnya
adalah benar.
Keseluruhan novel ini sangat menggambarkan ketika idealisme di awal
yang dijunjung tinggi oleh suatu kelompok ternyata berbelok arah dan
menciptakan sebuah sistem baru yang ternyata sama seperti sebelumnya, bahkan
lebih mengerikan. Novel ini sangat recommended
untuk dibaca, dengan halaman yang relatif sedikit, tapi makna atau pesan
yang disampaikan novel ini bisa tersampaikan oleh pembaca.
My rated: 7/10
***
Komentar
Posting Komentar