[Review Buku] - Jawaban Untuk Kecemasanmu Karya Geulbaewoo Langsung ke konten utama

[Review Buku] - Novel Imprisonment Karya Akiyoshi Rikako

  Judul: Imprisonment Penulis: Akiyoshi Rikako Penerjemah: Andry Setiawan Penerbit: Haru Tahun Terbit: Desember 2023 Tebal: 276 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-5467-19-1   BLURB Yukie sudah kewalahan merawat anak sambil bekerja. Ia memutuskan untuk resign dan malam ini adalah malam terakhirnya. Ia menitipkan putrinya kepada suaminya di rumah. Akan tetapi, suaminya tidak membalas pesan, tidak pula menjawab telepon.... *** PLOT TWIST TIDAK TERDUGA, STALKER DAN PSIKOPAT, ISU SOSIAL YANG RELEVAN DENGAN KEHIDUPAN, DAN AKHIR CERITA YANG OPTIMIS Sebagai pencinta karya Akiyoshi Rikako, sudah sewajarnya untuk menantikan karya terbaru beliau. Apalagi dengan ciri khasnya yang selalu menempel di setiap novelnya, seperti plot twist yang tak terduga; isu-isu yang sangat relevan dengan kehidupan; dan narasinya yang selalu nyaman untuk dibaca dan diikuti. Dalam novel ini, walaupun ceritanya cukup menegangkan, intens dan ada adegan kekerasannya, tapi aku merasa cerita dan pemb

[Review Buku] - Jawaban Untuk Kecemasanmu Karya Geulbaewoo

 


Judul: Jawaban Untuk Kecemasanmu

Penulis: Geulbaewoo

Penerjemah: Dewi Ayu Ambar Rani

Penerbit: Haru

Tahun Terbit: Juni 2023

Tebal: 264 halaman ; 19 cm

ISBN: 978-623-5467-10-8

 

BLURB

Ambillah secari kertas, lalu tuliskan apa yang membuatmu cemas.

Aku cemas tentang _________________________________________________________

Setelah itu, lihatlah kembali tulisan itu. Apa yang sebaiknya kau lakukan tentang itu?

Pikirkanlah hal yang harus kau lakukan untuk mengatasi kecemasan itu. Langkah per langkah. Jika setelahnya, kau belum juga puas dengan hal itu, pikirkanlah hal lain dan cara lain.

Meski begitu, terkadang kau akan tetap tertekan dan kesulitan saat mengambil langkah-langkah itu.

Buku Jawaban untuk Kecemasanmu akan menemanimu menjalani proses dan langkah yang sedang kau ambil sampai kau menemukan cara untuk mengatasi kecemasanmu.

***

ESAI GEULBAEWOO, KECEMASAN DAN MENJAGA HATI TETAP TENANG

Ada kesenangan tersendiri bisa melengkapi dan baca buku ketiga dari Geulbaewoo yang dari judulnya bagiku sangat relevan dengan keadaan sekarang. Rasa cemas merupakan sesuatu hal yang pernah dirasakan oleh setiap orang. Apalagi di era sekarang yang penuh dengan informasi-informasi yang sedikit banyak itu memantik (trigger) kecemasan dalam diri kita, seperti kesuksesan seseorang, kemapanan hidup, finansial yang terjamin, keluarga yang bahagia, dan lain-lain.

Ditambah pandangan masyarakat atau standar sosial, yang kalau tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, kita akan dipandang sebelah mata dan jadi bahan pembicaraan, yang bisa saja membuat kita menjadi tidak nyaman dan cemas berlebihan.

Baca juga: Review Buku Sebenarnya, Aku Tidak Baik-Baik Saja Karya Geulbaewoo

Akhirnya kita mulai membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain, mulai menyalahkan diri sendiri, dan mulai takut serta cemas karena tidak bisa memenuhi standar masyarakat tersebut. Akibatnya adalah kita menjadi tidak percaya diri, mulai ketakutan bagaimana nasib masa depan kita, merasa tidak bahagia, dan sebagainya.

Dalam buku ini, terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama tentang semangat, kedua tentang kedamaian, dan terakhir tentang percintaan. Walaupun sebenarnya diantara semua babnya itu tidak jauh berbeda —yaitu penjelasan tentang kecemasan yang dirasakan dikehidupan sehari-hari— tapi aku pikir pemisahan bab itu agar tema esai penulis tidak bercampur aduk dan seirama, dan pembaca merasa nyaman ketika membacanya.

Berbeda dengan dua buku penulis sebelumnya, di buku ini bisa dibilang lebih padat, berisi, terkesan serius tapi disampaikan dengan bahasa yang santai. Misalnya penulis selalu mengawali tulisannya dengan potongan kisah hidup seseorang yang cemas akan suatu hal, yang kemudian penulis memberikan penjelasan dan nasehat mengenai kecemasan tersebut.

Aku suka bagaimana penulis mengawali esainya dengan potongan kisah tersebut, karena secara tidak langsung pembaca merasa terikat secara emosional dan merasa keresahannya ternyata dirasakan oleh orang lain juga. Dengan cara seperti itu, pembaca tertarik untuk terus mengikuti esai tersebut, karena penulis bisa membawakan tulisannya dengan cara yang baik dan menarik bagi pembaca.

Aku suka narasi penulis, walaupun ini esai, tapi tetap bisa disampaikan dengan bahasa yang santai dan mudah dimengerti. Membaca buku ini seperti diajak ngobrol, dirangkul, dan dinasehati oleh penulisnya. Karena sedikit banyak apa yang dibahas dalam buku ini, aku pernah merasakannya, dan rasanya itu tidak nyaman dan tidak enak.

Jadi ketika membacanya, aku kadang-kadang merenung sendirian dan mengambil pelajaran disana. Begitu juga pada esai-esai lainnya, ada yang kurang relate dengan kehidupanku, tapi setidaknya bisa aku ambil sebagai referensi dan bekal untuk kehidupanku nanti masa depan.

Makanya selama membaca buku ini, aku teringat sebuah kutipan yang kurang lebihnya mengatakan bahwa, “Kita menderita di dalam pikiran daripada di realita.” Perasaan takut, cemas, over-thinking, dan sebagainya, semuanya hanya masih dalam dunia pikiran.

Kita belum menjalaninya, tapi kita sudah berasumsi akan bakal seperti ini dan ini. Dan aku sering mengalami hal itu. Oleh karenanya membaca buku-buku seperti ini —self-improvement— seperti obat pereda atau penenang.

Baca juga: Review Buku Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah Karya GeulBaewoo

Kemudian yang aku suka juga bahwa penulis disini mencoba realistis mengenai tema yang ditulisnya. Ia mengatakan tidak menjamin bahwa apa yang ditulis dan disampaikannya bisa menghilangkan rasa cemas. Tetapi setidaknya kita mencobanya dan berusaha semaksimal mungkin agar tidak menjadi penyesalan di waktu yang akan datang.

Beberapa esai di buku ini juga perlu diketahui bahwa konteksnya tentang kecemasan. Maksudnya, seperti beberapa kalimat dalam buku ini berupa, “Kalaupun gagal atau tidak berhasil, teruslah mencoba dan berusaha,” atau semacam itu, kalau ditarik konteksnya keluar dari tema pembahasan buku ini —yakni kecemasan, aku pikir itu akan menjadi melebar kemana-mana.

Karena kalimat yang kusebutkan tadi bisa memicu perbedaan interpretasi antara si pembaca dan keinginan penulis, dan takutnya apa yang dimaksudkan penulis malah tidak tersampaikan dengan tepat ke si pembaca.

Sebenarnya ada banyak kutipan-kutipan, nasehat, atau poin-poin yang menurutku penting dan bagus, tapi tidak mungkin aku tulis semuanya disini kan. Jadi ini beberapa kutipan yang menarik menurutku:

“Jawaban untuk kecemasanmu adalah kemampuanmu dalam mempertahankan ketenangan hati saat menghadapi situasi yang tidak diinginkan.” (Hlm. 15)

“Jangan ekspresikan semua perasaanmu. Jangan meluapkan kemarahanmu setiap kali kau merasa kesal, atau menunjukkan dengan jelas wajah kesalmu ketika kau merasa tersinggung, atau terlalu aktif mendekati orang yang kau sukai tanpa memikirkan perasaannya.” (Hlm. 66)

“Olahraga tidak mengubah segalanya dalam hidup, tetapi mampu memberi perubahan baik dalam hidup, seperti mental yang lebih sehat.” (Hlm. 112)

“Dalam hidup, adakalanya sosokmu perlu berubah tergantung pada situasi; adakalanya kau harus mengubah dirimu menjadi sosok yang penting; adakalanya kau harus menyerah pada keinginanmu; dan adakalnya melepaskan keinginan dianggap sebagai tindakan yang bijaksana.” (Hlm. 151)

“Cinta tidak bisa hanya bergantung dengan penampilan dan hati yang baik. Tata krama dasar, pengetahuan umum, dan kepedulian sangatlah penting karena ini tentang dua orang yang harus menghabiskan waktunya bersama-sama.” (Hlm. 186)

“.... ketika masih kecil, kita tidak bisa mendapatkan perasaan lega pada saat tidak pandai melakukan sesuatu. Kita baru bisa mendapatkan pandangan yang baik hanya ketika pandai melakukan sesuatu. Kita pun baru bisa merasa lega hanya saat kita bisa menjadi sosok yang baik dihadapan orang lain. Sebab itu, saat dewasa dan mendapatkan pandangan negatif atau tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain, kita menjadi cemas dan sensitif.” (Hlm. 249)

Setelah aku selesai membaca buku ini, yang dapat aku simpulkan bahwa pentingnya jaga hati tetap tenang, lebih peduli dan menghargai perasaan diri sendiri ketimbang memenuhi ekspektasi orang lain, pentingnya bersikap atau berkata sesuai dengan situasi dan kondisi, dan pentingnya untuk menjaga jarak terutama pada hal-hal yang bisa memicu kita menderita dan frustasi.

Terakhir, terlalu banyak apa yang ditulis dalam review ini. Harapannya buku ini paling tidak, bisa meminimalisir rasa cemas kita akan suatu hal dan setidaknya membuat para pembaca sadar bahwa pentingnya isu tentang rasa cemas ini.

“Hidup bukanlah perjalanan untuk mengatasi segalanya, melainkan perjalanan untuk mengatasi apa yang ingin kuatasi.” (Hlm. 161)

My rated: 8/10

***

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review Buku] - Novel Real Face Karya Chinen Mikito

  Judul: Real Face Penulis: Chinen Mikito Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Lina Budiarti Tahun Terbit: Maret 2021 Tebal: 388 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-60-3 BLURB Karena butuh uang, Asagiri Asuka melamar dan diterima kerja di klinik bedah plastik milik Hiiragi Takayuki, seorang ahli bedah plastik genius. Dokter bedah itu bisa mengubah wajah pasiennya jadi apa pun... asal ada uang. Asuka tak bisa mengikuti jalan pikiran sang ahli bedah yang kerap melanggar norma masyarakat itu. Ditambah lagi, semakin Asuka terlibat, semakin ia tahu bahwa Hiiragi menyembunyikan sesuatu yang berhubungan dengan kasus pembunuhan empat tahun lalu. Apa yang sebenarnya terjadi empat tahun lalu? Apa benar Hiiragi terlibat? Satu per satu rahasia Hiiragi pun terungkap... *** Dari blurb di atas kita sudah diberikan gambaran apa yang sebenarnya terjadi dengan kasus empat tahun lalu. Apa hubungannya Hiiragi Takayuki dengan kasus tersebut. Dengan blurb seperti itu, kita yang membaca l

[Review Buku] - Novel Ferris Wheel At Night Karya Minato Kanae

  Judul: Ferris Wheel At Night Penulis: Minato Kanae Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Andry Setiawan Tahun Terbit: Cetakan pertama, September 2021 Tebal: 428 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-80-1   BLURB Seorang kepala keluarga di sebuah perumahan elite mati terbunuh. Sang istri menyerahkan diri ke polisi. Dengan ayah sebagai korban dan ibu sebagai tersangka, bagaimana mendefinisikan anak-anak mereka; anak korban pembunuhan atau anak pembunuh? Apa peran para tentangga setelah kasus terjadi? Lalu, yang terpenting, mengapa ada insiden seperti ini? *** GAMBARAN NOVEL Novel ini berceritakan di sebuah perumahan Bukit Hibari yang terjadi kasus terbunuhnya kepala keluarga Takahashi yang dikenal sebagai keluarga yang harmonis dan baik-baik saja di mata tetangga. Yang membunuh adalah istrinya sendiri. Anak-anaknya pada saat itu tidak ada di rumah dan tidak ada yang tahu bagaimana kondisi sebenarnya kejadian di rumah itu. Namun bagaimana nasib para anak-ana

[Review Buku] - Sebenarnya, Aku Tidak Baik-Baik Saja Karya Geulbaewoo

  Judul: Sebenarnya, Aku Tidak Baik-Baik Saja Penulis: Geulbaewoo Penerbit: Haru Tahun Terbit: April 2022 Tebal: 170 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-96-2   BLURB Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak mengecewakan orang-orang disekitarku. Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak menunjukkan sisi lemahku. Aku berpura-pura baik-baik saja Agar tidak ditinggal sendirian. Aku berpura-pura baik-baik saja Karena tidak ingin menerima kesedihanku.   Buku ini hadir menemanimu untuk mengatasi perasaanmu yang tidak baik-baik saja selama menjalin hubungan antarmanusia. Semoga kau bisa lebih memahami perasaan sendiri dan tidak perlu berpura-pura lagi. *** BUKU HEALING GEULBAEWOO, DAN HARAPAN BUKU INI BAGI PEMBACA Ini adalah buku kedua Geulbaewoo yang diterjemahkan oleh penerbit Haru. Tema atau isi bukunya sama seperti buku sebelumnya, yaitu esai-esai pengembangan diri dan cerita-cerita kehidupan yang banyak dialami setiap manusia. Setiap judul atau pe

[Review Buku] - Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah Karya GeulBaewoo

  Judul: Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah Penulis: Geulbaewoo Penerbit: Penerbit Haru Penerjemah: Dewi Ayu Ambar Rani Tahun Terbit: Cetakan ke-3, Agustus 2021 Tebal: 250 halaman ; 19 cm ISBN: 978-623-7351-71-9   BLURB Dalam hidup, terkadang kita merasa lelah, tak berdaya, dan merasa bersalah atas keadaan. Kita juga sering merasa belum melakukan yang terbaik, padahal sudah berusaha sebaik mungkin. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah adalah buku untukmu yang merasa lelah dan jadi tak memiliki minat terhadap apa pun. Ditulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri, kalimat-kalimat dalam buku ini akan memberimu sedikit pemikiran yang baik tentang dirimu sendiri. Semoga setelah membaca buku ini, kamu yang lelah bisa sedikit beristirahat dan bisa menemukan hal yang kamu sukai. *** GAMBARAN BUKU Dari blurb -nya saja aku membaca ada perasaan terwakilkan dan harapan dari kalimat yang disampaikan di atas. Buku ini adalah buku self-improvement (Pengemba

[Review Buku] - Novel Sweet Bean Paste karya Durian Sukegawa

  Judul: Sweet Bean Paste Penulis: Durian Sukegawa Penerbit: Oneworld Publications Penerjemah: Alison Watts Tahun Terbit: November 2017 Tebal: 216 halaman ISBN: 978-178-6071-95-8   Sentaro telah gagal. Ia mempunyai catatan kriminal, minum-minuman (mabuk) terlalu banyak, dan mimpinya sebagai penulis hanyalah sebuah angan-angan. Dengan mekarnya pohon sakura sebagai penanda berlalunya waktu, ia menghabiskan waktunya hari-hari di toko manisan yang menjual dorayaki, sejenis panekuk yang diisi dengan pasta kacang manis. Tapi semuanya akan berubah. Datanglah Tokue kedalam hidupnya, seorang perempuan tua dengan tangan yang cacat dan masa lalu yang kelam. Tokue membuat pasta kacang manis terbaik yang pernah Sentaro rasakan. Tokue mulai mengajari Sentaro tentang keahliannya, tetapi ketika persahabatan mereka berkembang, tekanan sosial membuat Tokue tidak bisa melarikan diri dari rahasia gelapnya dan itu akan terungkap, dengan konsekuensi yang menghancurkan. *** Novel ini